Ch24 - Ketakutan Arkan

100 15 6
                                    

Selamat menikmati cerita ^_^

Devan berteriak kebingungan saat sampai di Rumah Sakit Harapan, berharap segera ada petugas rumah sakit yang menolongnya.

"Tolong!" teriak Devan lebih keras, tidak peduli orang atau bahkan satpam akan mengusirnya, Shakira lebih penting dari apapun.

Tak lama, ada dua orang suster yang menghampirinya dengan membawa brankar rumah sakit.

"Selametin temen saya, Sus, tolong," ucap Devan hampir putus asa.

"Mas sebaiknya tunggu di luar dan hubungi keluarga pasien," jawab salah satu suster.

Setelahnya, dua orang suster itu masuk ke UGD disusul oleh seorang dokter.

Devan menyenderkan kepalanya pada dinding rumah sakit dan masih berusaha meredam emosi yang sedari tadi menguasainya. Sekuat tenaga Devan menahan air matanya agar tidak jatuh, matanya sudah memerah, rambut yang biasanya ditata sedemikian rupa kini berantakan. Kacau, Devan tidak bisa berpikir jernih, Devan takut terjadi sesuatu pada pujaan hatinya.

"Devan!" teriak Arkan yang baru saja sampai.

Devan mendongakkan kepalanya, saat melihat Arkan berjalan ke arahnya dengan wajah panik, saat itu juga air matanya tidak bisa ditahan lagi. Tidak peduli Arkan akan mengatakan jika dirinya cengeng, inilah yang Devan rasakan saat melihat orang yang ia sayang tengah terbaring lemah di ranjang rumah sakit.

"Di mana Shakira?" tanya Arkan tanpa basa-basi.

Devan hanya mengarahkan tatapannya ke dalam UGD, memberitahu Arkan lewat tatapan.

"Gimana bisa?" ucap Arkan dengan sangat pelan.

"Gue takut terjadi apa-apa sama Shakira," ucap Devan tanpa menjawab pertanyaan Arkan.

Arkan melihat ke arah Devan, Arkan baru sadar jika ada bekas air mata di sudut mata Devan. Perlahan, Arkan berjalan mendekati Devan dan menepuk pundaknya pelan.

"Shakira nggak akan kenapa-kenapa, dia kuat," ucap Arkan berusaha menenangkan, padahal di dalam dirinya ada ketakutan tersendiri yang tidak bisa ia jelaskan.

"Gue nemuin dia di gudang sekolah," ucap Devan singkat.

Arkan terbelalak, bagaimana bisa adiknya ada di tempat seperti itu. Satu hal yang harus kalian tau, Shakira sangat tidak menyukai gelap.

Saat Arkan mencoba bertanya pada Devan bagaimana kronologinya, Devan lebih dulu menjelaskan semuanya. Mulai dari gerbang sekolah yang tidak digembok hingga ada sedikit cahaya seperti senter kecil saat ia tak sengaja melewati gudang.

"Gue akan balas dendam," ucap Devan penuh penekanan.

"Lo yakin dia yang ngelakuin semuanya?" tanya Arkan sedikit tidak percaya.

"Gue liat pake mata kepala gue sendiri, Kak," tegas Devan.

Jelas saja Arkan sangat terkejut saat Devan menceritakan jika Agas yang mencelakai Shakira. Setaunya, walaupun Agas tidak pernah suka dengan kehadiran Shakira, lelaki itu tidak pernah menggunakan fisik sedikitpun. Apa iya Agas yang melakukannya?

"Terserah lo mau percaya sama gue atau enggak," kata Devan saat tidak mendapat balasan dari Arkan.

Sebenarnya, Arkan masih ragu jika Agas melakukan ini semua. Agas itu sangat menghindari hal-hal yang memicu permasalahan karena Agas menjaga beasiswanya sepenuh hati. Itu pun Arkan tahu karena Shakira bercerita padanya.

"Lo jangan gegabah, kita cari bukti lebih dulu," putus Arkan akhirnya.

Devan tidak menjawab, tidak peduli apa yang nantinya Arkan lakukan pada Agas. Devan sebal, kenapa semua orang percaya pada Agas, padahal orang itu hanya berpura-pura polos dan baik hati untuk menjaga citranya. Tapi nyatanya, Agas berani melukai Shakira. Setidaknya, itu yang ada di pikiran Devan saat ini.

Simpangan RasaTahanan ng mga kuwento. Tumuklas ngayon