Ch22 - Cemas

111 16 5
                                    

Selamat menikmati cerita ^_^

Shakira berjalan melewati koridor sekolah yang sudah sepi. Awalnya ia ingin menemui Karina, teman satu ekskulnya. Tetapi, saat sampai di perpustakaan, Shakira tidak menemukan Karina di sana. Shakira mencoba menghubunginya, dan Karina mengatakan jika ia ada urusan mendadak dan terpaksa Shakira harus pulang sendirian karena Arkan sudah pulang lebih dulu.

Jujur saja, ini pertama kalinya Shakira berada di sekolah sampai sesore ini. Ada sedikit rasa takut saat ia berjalan menuju gerbang, seperti ada yang mengawasinya.

"Kenapa jadi serem gini sih," ucap Shakira mengusap tengkuknya.

Shakira semakin mempercepat langkahnya saat ia meyakini jika ada yang mengikutinya dari belakang. Pikiran Shakira benar-benar blank hingga ia tidak fokus berjalan dan berakhir ia terjatuh.

"Kenapa jadi susah digerakin," keluh Shakira saat kakinya sedikit terkilir.

Shakira panik, langit sudah mulai gelap. Di sekolahnya benar-benar sepi. Tidak mungkin ia bisa berjalan sampai rumah, menunggu angkutan umum pun percuma. Hp nya lowbat sedari pagi dan ia tidak mengisi baterainya.

"Gue harus gimana coba," bingung Shakira sembari mencoba berdiri, "ya udah lah paksa aja, daripada gue nggak pulang," lanjutnya.

Bugh!

"Aww!" Shakira reflek berteriak saat ada yang memukul kepalanya dari belakang.

Shakira berusaha memutar kepalanya untuk melihat siapa yang telah melukai kepalanya, tapi belum sempat ia mendongak, orang itu menyodorkan sebuah kertas yang membuat Shakira mengernyit bingung.

"Apa sih, lo nggak bisa ngomong?" tanya Shakira sarkas.

Lo nggak akan selamat!

Tulisan di kertas putih itu membuat Shakira melebarkan matanya, ia semakin takut karena saat ini ia benar-benar tidak bisa berbuat apa-apa. Kepala dan kakinya terasa sangat sakit.

"Lo siapa?! Jangan jadi pengecut!" bentak Shakira kepada orang misterius itu.

Shakira tidak bisa mengenalinya, pakaiannya serba hitam, dia juga memakai topeng. Bahkan untuk mengenali orang yang kini di hadapannya laki-laki atau perempuan pun sangat susah.

Gue nggak akan biarin lo bahagia!

Orang itu kembali menyodorkan kertas putih di hadapan Shakira.

"Apa sih! Lo siapa?! Gue nggak ada urusan sama lo!" Shakira gemetar, pikiran negatif mulai menguasainya.

Orang yang tidak Shakira kenal itu mulai menyeret Shakira. Shakira meringis, ia diseret seperti barang. Benar-benar penghinaan.

"Tolong!" Shakira berteriak sekuat tenaga, berharap ada orang yang mendengar dan menolongnya.

"Le-lepasin gue," ucap Shakira lirih.

Orang itu menendang kaki Shakira, tepat pada bagian yang terkilir. Shakira tidak yakin jika besok ia bisa berjalan dengan benar.

Kini orang misterius itu sampai di gudang Alexis. Gelap, lembab, penuh debu. Detak jantung Shakira semakin tak beraturan saat orang itu membawa Shakira masuk ke dalamnya.

"Gue ada salah apa sama lo," ucap Shakira.

Lo pengganggu!

Shakira membaca kalimat pendek pada kertas lusuh yang kini disodorkan ke hadapannya. Air matanya menetes.

Shakira meringis saat orang itu menarik rambut belakangnya dengan kuat, Shakira merasa jika rambutnya sudah mulai rontok. Kepalanya pusing, kulit kepalanya terasa sangat sakit.

Simpangan RasaWhere stories live. Discover now