Ch53 - Selamat tinggal

68 9 16
                                    

Now Playing
Tasya Bouslama - Merah sejuta luka

Selamat menikmati cerita ^_^

Selamat menikmati cerita ^_^

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

***

Sekarang semuanya selesai. Selamat tinggal, kenangan.

***

Gadis dengan balutan dress simple berwarna biru tua itu tampak gelisah. Sesekali dia mengecek arah pintu kafe untuk memastikan apakah orang yang ditunggunya sudah datang. Belum terlalu lama dia menunggu, tapi rasa cemas dalam dirinya membuat waktu seolah-olah berjalan sangat lama.

Gadis itu, Shakira. Sore tadi dia sengaja mengirim pesan untuk Andre. Shakira rasa, dia harus segera menyelesaikan semuanya. Meskipun ada rasa ragu dalam dirinya, tapi dia tidak peduli.

Shakira meremas jari-jari tangannya, ketakutan itu kembali menyerang dirinya. Shakira menundukkan kepalanya melihat flatshoes yang dia gunakan hingga tidak sadar jika orang yang dia tunggu sudah di hadapannya.

"Rara..." panggil seseorang sembari mengusap puncak kepalanya pelan.

Shakira spontan mendongak saat dia merasakan sentuhan lembut di kepalanya. Shakira terkejut, sungguh. Di depannya kini berdiri lelaki yang selama dua tahun ini selalu Shakira harapkan kehadirannya.

"Kak Andre..." sapa Shakira gugup.

"Sejak kapan kamu gugup gitu kalo ketemu aku?" tanya Andre.

Shakira tersenyum tipis sebelum menjawab, "semenjak waktu berhasil mengubah semuanya."

"Udah yakin sama keputusan kamu?" tanya Andre yang kini sudah mendudukkan dirinya di depan Shakira.

"Masih sedikit ragu," jujur Shakira.

"Kalo ragu kenapa kamu ngajak ketemu? Aku bilang kita ketemu lagi kalo kamu udah siap."

"Nggak semudah itu, Kak."

"Kita buat mudah, kamu kembali sama aku," kata Andre enteng.

"Nggak mungkin!" balas Shakira spontan.

"Apa yang nggak mungkin?"

"Kita."

"Why? Perasaan aku masih sama seperti dulu," Andre berkata dengan sedikit sarkas.

"Tapi di surat itu Kak Andre bilang, kalo Kakak enggak mengikat aku. Kak Andre bilang aku bebas nentuin pilihan aku. Bukannya gitu? Terus kenapa Kak Andre mengingkari omongan Kakak sendiri?"

Simpangan RasaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang