Ch29 - Jarak semu

87 11 13
                                    

Selamat menikmati cerita ^_^

***

Apa kamu merasa ada jarak semu yang tercipta di antara kita?

***

"Masih berani nunjukkin muka lo di depan gue?"

"Gue nggak ada urusan sama lo." Agas mengalihkan pandangannya jengah. Kehadiran manusia di depannya kini benar-benar merusak mood nya.

Devan terkekeh sinis. Ingin sekali ia menghabisi Agas, saat ini juga. Tapi tidak, ia tidak mungkin melakukan hal itu.

"Urusan kita belum selesai kalo lo lupa," Devan berusaha mengingatkan kejadian di gudang beberapa hari lalu. Melihat wajah Agas yang sok polos itu membuat Devan ingin sekali menghabisinya saat ini juga.

"Bukan gue," balas Agas singkat.

"Ada bukti?" tanya Devan dengan menantang.

Agas terdiam. Rasanya membela diri pun percuma, dirinya tidak memiliki bukti apapun. Orang selain Devan pun pasti akan memiliki pikiran yang sama seperti Devan saat melihat dirinya berada di gudang malam itu.

"Shakira juga nggak akan percaya sama lo," kata Agas. Ya, Agas menggunakan nama Shakira untuk membela diri. Tidak masalah jika saat ini dirinya akan dikatakan jahat atau pengecut, Agas tidak peduli.

Devan memandang Agas tajam, dadanya kembali sesak saat mengingat jika kebaikannya tidak ada artinya di mata Shakira.

"Jangan ngerasa menang, Shakira milik gue," desis Devan tajam sembari mencengkeram baju seragam Agas.

"Oh ya? Silahkan gue nggak butuh," balas Agas sinis. Benar kan? Dirinya memang tidak membutuhkan gadis itu.

"Brengsek!" Devan memukul wajah Agas tiba-tiba. Emosinya benar-benar terpancing saat mendengar perkataan Agas.

Agas tersungkur, ia memegang hidungnya yang sudah berdarah. Kali ini Agas ingin melawan, ia memang tidak bersalah.

Bugh!

Agas balas memukul Devan hingga Devan terhuyung ke samping. Devan tersenyum sinis sembari memegang sudut bibirnya.

"Lo udah berani sama gue?" tanya Devan menantang.

Agas seketika terdiam, ia lupa jika ia masih berdiri di lingkungan sekolah. Ia bisa mendapat masalah jika ia terus meladeni Devan.

"Kenapa diem? Takut beasiswa lo dicabut?" tanya Devan saat ia tidak mendapatkan balasan dari Agas.

Duagkh!

Devan menendang perut Agas hingga membuatnya tersungkur dan membentur pohon yang ada di sampingnya.

"Tempat lo bukan di sini sampah! Lo tuh kuman di sini, brengsek!" bentak Devan dengan napas memburu, bahkan kini telapak tangannya sudah mulai luka karena goresan kukunya sendiri akibat mengepalkan tangan terlalu kuat. Sedari tadi Devan berusaha untuk tidak memukul Agas.

Di tempat lain, seorang gadis memandang Agas dan Devan dengan pandangan miris. Saat ini, dirinya tidak ingin ikut campur. Yang bisa ia lakukan adalah bersembunyi di balik dinding yang menutupi tubuhnya.

"Samperin gih," ucap Syifa yang tiba-tiba datang.

Shakira menolehkan kepalanya untuk melihat Syifa yang kini tersenyum manis.

"Sejak kapan Shakira yang selalu ceria jadi murung kayak gini?" tanya Syifa tanpa menghilangkan senyum miliknya.

"Gue nggak mau ikut campur," ucap Shakira pelan.

Simpangan RasaWhere stories live. Discover now