Ch69 - Akhir?

60 7 9
                                    

Now Playing
Rocket Rockers - Ingin hilang ingatan

Selamat menikmati cerita ^_^

Selamat menikmati cerita ^_^

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

***

Aku tidak menyalahkan siapapun. Aku menyerah karena memang seharusnya aku melakukan itu.

***

Sudah tiga hari semenjak kepergian Gladys. Tiga hari yang terasa menyakitkan bagi Devan. Tiga hari yang merenggut kebahagiaan Devan secara paksa.

Selama itu juga, tidak ada yang Devan lakukan selain mengurung diri di kamar dan merenungi semua kejadian yang sama sekali tidak pernah Devan bayangkan sebelumnya.

Isak tangis mulai terdengar di seluruh kamar Devan. Lelaki itu kini membenamkan kepalanya di antara lipatan tangannya.

Hari sudah mulai larut, tapi Devan masih membiarkan kamarnya gelap tanpa ada penerangan sedikitpun. Rasanya hampa, keadaan kamar Devan kali ini sangat mewakili keadaan dirinya saat ini. Hampa dan sunyi.

"Bodoh..."

Devan meracau tak menentu, sedari tadi dia tidak berhenti mengeluarkan umpatan guna melampiaskan emosinya. Meskipun Devan tahu, yang dia lakukan sekarang tidak akan mengembalikan apa yang telah hilang dari hidupnya.

"Brengsek!!!"

Devan berteriak. Teriakan Devan kali ini tidak terlihat menyeramkan, yang tersirat dalam umpatan dan teriakan Devan sedari tadi hanyalah sebuah kepedihan. Sebuah rasa penyesalan dan kehilangan bergabung menjadi satu.

"Kenapa kamu tinggalin aku, Gladys..."

Devan meraih foto Gladys yang sedari tadi tergeletak di sampingya. Jemarinya mengusap figura itu dengan perlahan dan membayangkan jika saat ini Gladys masih bisa tersenyum lebar seperti yang ada di foto. Tapi kenyataannya, keinginan Devan hanyalah tinggal khayalan.

Bodohnya Devan yang terlalu munafik dan selalu menampik kemungkinan terburuk yang akan terjadi di masa depan. Bodohnya Devan yang selalu menganggap semua akan berjalan sesuai keinginannya. Bodohnya Devan yang tidak menyiapkan hatinya jika suatu saat nanti akan terjadi kejadian menyakitkan dalam hidupnya.

Sekarang, semuanya sudah terlanjur. Gladys pergi dari hidupnya. Satu dari ribuan kejadian yang tidak pernah Devan bayangkan sebelumnya. Yang lebih menyakitkan lagi, selama ini Devan hanya berpikir bahwa Gladys akan selalu bersamanya, tanpa Devan tahu jika gadis itu bisa menyerah kapan saja.

Devan paham betul, tidak mudah bagi Gladys menjalani kehidupannya selama ini. Harus menahan rasa sakit yang teramat dalam setiap harinya. Seharusnya Devan tahu, Gladys hanya manusia biasa yang memiliki titik terendah dalam hidupnya. Bukannya terus menahan Gladys dan bersikap seolah dia tahu segalanya.

Simpangan RasaWhere stories live. Discover now