Ch14 - Perhatian Shakira

105 21 10
                                    

Selamat menikmati cerita ^_^

"Heh kampung!" bentak Rian dengan menggebrak meja yang Agas tempati.

"Berani banget ya lo makan di sini," sahut Radit dengan nada menantang.

"Heh lo bisu ya?! Kalo diajak ngomong tuh jawab!" Suara Rian semakin keras saat tak mendapati respon dari Agas.

"Gimana gue bisa jawab kalo daritadi kalian ngomong terus," sahut Agas kemudian.

"Wah nantangin kita nih," ujar Radit.

"Yoi, enaknya kita apain nih?" tanya Rian pada Radit.

"Eh guys si miskin enaknya kita apain?!" Radit bersuara lantang agar seisi kantin mendengarnya.

Di tempatnya, Agas pasrah menerima perlakuan yang diterimanya nanti.

"Udah ambil aja duitnya, biar tambah nggak ada duit," sahut salah satu laki-laki yang duduk di pojok kantin.

"Makin ngenes dong ntar," sahut perempuan yang berada di belakang Radit dan Rian.

"HAHAHA!" terdengar seisi kantin menertawakan Agas.

"Lo masih betah sekolah di sini?" Rian memajukan langkahnya mendekati Agas yang terdiam di tempatnya.

"Kalian mau ngapain lagi," tanya Agas dengan pelan.

"Kita main-main bentar lah," jawab Rian dengan tawa memenuhi seisi kantin.

Setelah mengucapkan kalimat tersebut, Rian mengambil mangkuk soto yang masih panas dan menuangnya di atas kepala Agas.

Agas yang tidak siap menerima perlakuan Rian pun tidak sempat menghindar, ia merintih menahan panas di sekujur tubuhnya. Demi apapun kuah soto itu masih sangat panas dan terasa membakar di kulit kepala dan juga seluruh tubuhnya. Seragamnya basah, Agas sudah tidak memiliki seragam lagi selain yang dia kenakan saat ini. Uang hasil jualannya kemarin sudah dia gunakan untuk membawa ibunya ke dokter dua hari yang lalu karena memang ibunya sedang sakit.

"Gimana? Panas?" tanya Rian.

Agas tidak menjawab, ia sibuk membersihkan tangan dan wajahnya dengan dasi miliknya yang tidak sepenuhnya basah.

"Kita harus ngelakuin apalagi sih biar lo tuh keluar dari sini. Lo itu virus, ngerti nggak lo?!" bentak Radit yang sedari tadi hanya menyaksikan.

"Sekuat apapun kalian bully gue, gue nggak akan keluar dari sini sebelum waktunya," jawab Agas dengan sedikit gemetar.

"Lo-" Rian segera melayangkan pukulan pada wajah Agas yang kini memerah karena menahan panas, hampir melepuh.

Duagkh!

Tidak puas dengan pukulan yang ia layangkan pada Agas, Rian menendang tubuh Agas hingga membentur meja. Sudah dipastikan Agas tengah menahan rasa yang sangat sakit di tubuhnya.

"Masih berani ngelawan lo?" tanya Rian mencengkeram kerah kemeja Agas.

"Gue nggak pernah ngelawan lo," jawab Agas lirih.

"Alah basi!" Rian melepaskan cengkramannya sedikit kasar membuat Agas terhuyung ke belakang.

Saat Radit ingin melayangkan pukulan pada Agas, teriakan dari pintu kantin mengurungkan niatnya.

"Radit, stop!" Shakira berlari membelah kerumunan yang sedari tadi diam menyaksikan.

"Shakira, tunggu!" Devan mencoba mengejar Shakira.

"Lo buat masalah apalagi sih, hah?!" bentak Shakira saat sampai di depan Radit yang kini terdiam.

Shakira menolehkan kepalanya ke arah Agas yang kini meniup tangannya yang masih terasa panas.

Simpangan RasaWhere stories live. Discover now