89.Forbidden Library III

846 145 43
                                    

Langit mulai mendung, menandakan akan terjadinya badai.

Suara gemuruh petir dapat terdengar, membuat hiruk pikuk kota menjadi sunyi.

Terlihat seorang pria berkacamata mengerutkan alisnya ketika mengamati layar dihadapannya.

Raut wajahnya terlihat memburuk dari waktu ke waktu, membuat rekan yang berada di sampingnya menaikkan sebelah alisnya Ketika melihat hal itu.

"Doni, apa ada masalah?"

Doni Ardiyanto, seorang programmer yang di pekerjakan oleh perusahaan Mediatech, yakni perusahaan yang mengembangkan permainan paling fenomenal saat ini, Alteia Land.

Ia merupakan satu dari 5000 programmer terpilih yang ditugaskan untuk mengawasi kondisi tubuh pemain ketika sedang memainkan permainan itu.

Pekerjaannya bisa dibilang cukup santai, mengingat sistem Alteia Land dikendalikan oleh dua A.I (Kecerdasan Buatan) terbaik saat ini, Aria And Program.

Perhitungan maupun kalkulasi kedua A.I ini bisa dibilang sangat akurat serta memiliki keamanan yang tinggi, bahkan tidak dapat di retas membuat para staf hanya bertugas melihat layar yang setiap hari hanya menampilkan situasi normal yang sama selama lima tahun sejak game itu pertamakali di rilis.

Kecuali pada saat maintenance tentunya, dimana saat itu para Staf sedang berlibur dan tidak ada yang mengawasi jalannya maintenance yang dilakukan secara otomatis oleh Kedua A.I itu.

Doni sama sekali tak merespon pertanyaan rekannya itu, ia hanya fokus dengan layar di hadapannya membuat pria yang berada disampingnya lagi-lagi mengerutkan alisnya.

"Hei, ada ap-"

Tak tahan lagi, pria itu mulai ikut mengamati layar di hadapan Doni, membuat raut wajahnya juga mulai menjadi serius.

Tiba-tiba, Handphone Doni berbunyi membuat ia segera mengangkat telepon itu.

"Pak Doni, Ini Gawat! Server Pusat distrik A2 tersambar petir!"

Suara di ujung telepon terdengar sangat khawatir, membuat Doni hanya menghela nafas panjang.

"Hah.... bagaimana kerusakannya?"

"Masih bisa diperbaiki namun bukan itu masalahnya."

Mendengar hal itu, Doni mengangkat sebelah alisnya.

"Jelaskan!"

Suara di ujung telepon terdengar gugup sebelum dengan tergagap memberi tahu bahwa terdapat pemain yang sedang login ketika petir itu menyambar.

"Apa?!"

Doni terlihat menepuk dahinya, ia segera mengumpat dalam hati sambil menjambak rambutnya sendiri.

"Mengapa kalian tidak memindahkannya segera sebelum badai tiba!"

Doni segera memaki habis-habisan Bawahannya itu, membuat rekan yang berada di sampingnya hanya menghela nafas sebelum sekali lagi menatap layar dihadapannya.

"Hah.... code name, BK201 kah?"

Pria itu terlihat mengelus dagunya sambil menghela nafas dari waktu ke waktu.

Sementara itu, Doni terlihat kesal sambil membanting ponselnya sebelum memegangi kepalanya yang kini terasa pusing.

Bagaimana tidak? Karena kemampuan dari kedua A.I yang mengatur permainan bisa dibilang tidak memiliki celah, proyek Alteia Land sebenarnya sama sekali tidak membutuhkan tenaga manusia.

Namun, pemerintah bersikeras untuk mempekerjakan tenaga manusia dalam proyek ini, mengingat mereka tidak bisa sepenuhnya percaya dengan A.I ciptaan Anggara Pradipta.

Alteia Land:The Fallen Hero's Revenge [End]Where stories live. Discover now