94.Kebohonganmu hari itu.

828 131 29
                                    

Cahaya senja tampak begitu indah, pepohonan, dedaunan serta tanaman mulai bergerak tertiup angin.

Di sebuah padang rumput, terlihat tiga sosok sedang duduk mengamati pemandangan itu, kumpulan cahaya mulai berkumpul sebelum membentuk sesosok gadis berambut putih yang hanya tersenyum canggung ke arah mereka.

"Maaf, aku lagi-lagi terlambat hehe.."

Gadis itu hanya menggaruk bagian belakang kepalanya yang tidak gatal, membuat dua sosok lain di tempat itu segera saling berpandangan sebelum mengangguk pelan.

"Ah... sepertinya aku harus segera latihan, kalau begitu aku pergi dulu..."ucap seorang Orc berambut merah sambil mulai mengoperasikan sebuah jendela semi transparan dihadapannya.

Gadis itu itu terlihat mengerutkan alisnya, ia ingin mengatakan sesuatu namun pria orc itu segera menjadi butiran pixel, menghilang dari tempat itu.

"Ah.. ya.., aku juga, aku belum menyelesaikan tugas harian ku, kalau begitu aku pergi dulu... sampai jumpa Iren, Kapten.."

Lagi-lagi, sebelum gadis berambut putih itu sempat untuk mengatakan sesuatu, gadis Fairy diantara mereka mulai menghilang menjadi butiran pixel, membuat hanya mereka berdua yang berada di tempat itu.

"Hah.... akhirnya kau datang, Madya..."

Seorang pria berambut hitam mulai berbalik ke arah gadis itu sebelum berjalan sambil tersenyum ke arahnya.

"Kak Hel..."

Air mata mulai mengalir dari kedua mata Irena ketika menatap makam dihadapannya.

Ia mulai menggerakkan kursi roda miliknya untuk mendekati makam itu membuat wanita berambut pirang di sampingnya hanya menghela nafas sebelum mengalihkan pandangannya ke arah makam itu sejenak.

Ia kemudian mulai mengusap punggung gadis itu, mencoba untuk menenangkannya.

"Hah.... tak kusangka, kapten sebenarnya ada dua orang..."

Peter disisi lain mulai menghela nafas dari waktu ke waktu sebelum mengalihkan pandangannya kearah sesosok pria berambut hitam tak jauh dari tempat itu.

"Apa kau yakin tidak apa-apa?"

Doni hanya menatap pria berambut hitam dihadapannya dengan tatapan tak percaya.

Sebelumnya, ia telah meminta maaf secara lansung kepada pria itu. karena kelalaian salah satu bawahannya, kemungkinan besar Reyhan mengalami beberapa masalah pada tubuhnya akibat sambaran petir beberapa waktu lalu.

Ia pun berniat untuk memberikan beberapa hadiah kompensasi kepada Reyhan yang hanya tersenyum tipis sebelum menolak hadiah itu.

"Tenang saja kau tidak perlu khawatir, aku baik-baik saja kau tahu? selain itu karena kejadian ini aku akhirnya bisa mengingat sesuatu yang seharusnya tak kulupakan.."

Reyhan lagi-lagi hanya tersenyum tipis sebelum mengingat kembali kejadian sebelumnya...

"Argh!!"

Fang mulai memegangi kepalanya yang terasa linglung, berbagai kilasan mulai muncul di pikirannya.

Hal itupun membuat tubuhnya kehilangan keseimbangan sebelum ia terjatuh dan berguling kesakitan dilantai yang dingin itu.

"Hah.... sepertinya kau masih belum bisa menerimanya kah?"

Terdengar sebuah suara yang familiar di telinga Fang, namun karena rasa sakit di kepalanya ia sama sekali tidak menghiraukan suara itu.

"Sepertinya memang tidak ada pilihan lain, kau harus mengingatnya kembali."

Alteia Land:The Fallen Hero's Revenge [End]Where stories live. Discover now