113. Permainan

368 67 11
                                    

"Yugo, apa kita hanya akan diam saja?" Serafrast mulai memandang pria berzirah di sampingnya, yang hanya bisa menghela nafas menanggapi hal itu.

"Hah.... Menurutmu apa yang bisa kita lakukan?" Yugo disisi lain hanya bisa tersenyum masam, ketika melihat pertempuran antar pemain dihadapannya yang bagaikan pertempuran antar dewa.

"Ascendant Of Element : Earth Shatter!" Gadis bertombak mulai menancapkan tombaknya ke tanah, membuat guncangan yang kuat dan membuat tanah itu retak, mengeluarkan duri-duri tanah yang segera menusuk Energi hitam berbentuk Piramida, yang menahan anggotanya tersebut.

Trass

Resist!

Suara keras, bersamaan dengan terserapnya tanah itu, membuat gadis bertombak menaikkan sebelah alis ketika melihat notifikasi sistem dihadapannya. Ia kemudian melakukan serangan bertubi-tubi, hanya untuk melihat serangannya lagi-lagi terserap oleh Piramida tersebut.

Dari elemen tanah hingga menggunakan elemen lainnya seperti api, air, bahkan petir terus ia lancarkan secara beruntun, namun hasilnya nihil.

"Sepertinya setiap serangan sihir hanya akan terserap, biar kucoba." Pria berambut hitam panjang yang melihat hal itu, berspekulasi.

Ia mulai mencabut dua buah dagger yang daritadi tersarung di pinggangnya, sebelum kemudian melompat, dan melakukan berbagai macam tebasan, hanya untuk melihat notifikasi sistem yang sama.

Resist!

Resist!

Resist!

...

"Serangan fisik juga tidak berpengaruh?" Terjatuh akibat gravitasi, pria berambut hitam panjang segera mendarat di samping wanita bertombak. Mereka kini memandangi Fang dengan alis yang mengerut.

"Hoh... serangan fisik, bahkan serangan sihir tipe Ascendant, tidak dapat menghancurkannya kah?" Pria berambut putih disisi lain terlihat mengelus dagu.

Ia kemudian menatap pria berambut panjang sebelum membisikkan sesuatu, membuatnya hanya mengangguk sebelum mulai duduk bersila, dan terlihat seperti melakukan meditasi.

***

"Hah... Kalau aku tahu akan jadi seperti ini, aku akan meminta lebih banyak Super Hp Potion daripada Super Mp Potion.." Martha hanya bisa menghela nafas, ia sebelumnya memang hanya meminta Super MP Potion pada Fang.

Hal itu ia lakukan, karena cukup percaya diri dengan kemampuan penyembuhannya tapi, kini ia segera menyesali keputusan tersebut.

"Hah.... Sudah cukup, kita harus segera menyelematkan mereka sebelum semuanya terlambat." Dezna disisi lain terlihat tak tahan lagi.

Ia berniat untuk menghancurkan akar-akar yang melilitnya, namun ia tiba-tiba mengerutkan alis ketika menyadari bahwa hal itu tak dapat ia lakukan.

"Apa yang terjadi?"

"Tidak, Hp mu masih belum pulih. Jika memang mereka seberbahaya yang kau katakan, maka tak baik melawan mereka dalam kondisi seperti ini." Martha yang melihat hal itu hanya membalasnya dengan acuh tak acuh, ia masih terus fokus dalam penyembuhannya.

"Kumohon lepaskan aku, sebelum semuanya terlambat." Menyadari ia kini tak dapat melakukan apapun, Gadis penari itu mulai memohon pada Martha yang terlihat sama sekali tak menghiraukannya.

"Mengapa kau begitu sangat terburu-buru?" Sebaliknya, gadis berambut pirang itu tiba-tiba menghentikan penyembuhannya, sebelum menatapnya dengan senyum penuh makna.

Alteia Land:The Fallen Hero's Revenge [End]Where stories live. Discover now