112. Menggangu II

337 65 8
                                    

"Kau siapa?" Elizabeth mengerutkan alis ketika melihat pria bertopeng dihadapannya tersebut.

Rambut hitam yang sehitam malam, dengan mata merah, menatapnya dengan santai dan sepertinya menyeringai dibalik topengnya.

"Dan, dimana Dezna?" Elizabeth yang menyadari keberadaan gadis penari itu menghilang lagi-lagi mengerutkan alis. Ia kemudian menatap pria itu tajam sebelum mengeluarkan aura yang pekat, mencoba untuk mengintimidasi pria itu.

"Ah... Soal itu, maaf tapi aku sama sekali tak bisa memberitahukannya padamu." Pria berambut hitam itu hanya menggaruk kepalanya dengan canggung, membuat gadis itu menyipitkan matanya.

"Hoh.... Aku sudah mengamatimu daritadi tadi tapi, kau sungguh melakukan hal yang tak terduga." Seorang pria berambut putih tiba-tiba muncul di samping gadis itu, disusul oleh kedua rekannya yang lain.

"Ah... Kau mengamatinya? Jangan tersinggung tapi bagaimana kau bisa melakukannya dengan mata tertutup seperti itu?" Seorang pria berambut merah muncul entah darimana, menatap ke arah rombongan itu sambil menggaruk kepalanya yang tidak gatal.

Rombongan itu mulai menatap kedua pria dihadapannya secara bergantian, sebelum tiba-tiba tertawa terbahak-bahak.

"Hahaha.... Apa kau serius mengatakan hal seperti itu dihadapan kami?" Wanita bertombak terlihat memandang rendah kedua pemain tersebut.

"Hahaha.... Tak kusangka, di tempat seperti ini masih ada badut seperti kalian" Sementara itu, Pria berambut hitam panjang disampingnya mulai berguling-guling di tanah sambil memegangi perutnya.

'Fang! Apa yang menurutmu kau coba lakukan?!' Suara Dezna tiba-tiba terdengar dikepala pria berambut hitam itu.

Ia kini sedang terbaring dengan beberapa akar yang melilit tubuhnya, memulihkan Hp-nya dengan begitu lambat.

+600.000.000.000

+700.000.000.000

+650.000.000.000

+700.000.000.000

...

"Sebenarnya, berapa banyak Hp yang kau miliki?" Martha disisi lain terlihat berusaha keras untuk memulihkan gadis itu, terlihat pula beberapa botol potion kosong berada di sekelilingnya.

'Kau harus segera pergi dari sana, mereka sangatlah berbahaya.' Dezna disisi lain terlihat mengabaikan hal itu, ia kini fokus untuk berkomunikasi dengan Fang menggunakan pikiran.

"Berbahaya kah..?" Fang disisi lain terlihat bergumam pelan. Ia kemudian menatap ke arah pria berambut putih itu yang hanya menyilangkan lengan sambil tersenyum tipis ke arah mereka berdua.

"Kalian yakin ingin ikut campur dalam urusan kami?" Pria berambut putih itu terlihat memiringkan kepala.

"Entahlah, jika hal ini bisa diselesaikan dengan berbicara mengapa tidak?" Fang disisi lain secara perlahan menggenggam pedang yang tersarung di pinggangnya.

Melihat hal itu, pria berambut putih hanya tersenyum tipis.

"Berbicara? Kau harus membuktikan dirimu layak untuk melakukannya!?" Elizabeth tiba-tiba muncul di hadapan Fang, menatapnya dengan tajam dan kini mengarahkan sabitnya ke arah pria berambut hitam itu.

"Benar juga, kalau begitu aku hanya perlu membuktikannya bukan?" Selepas mengatakan hal itu, Fang dengan cepat menangkis serangan tersebut, membuatnya termundur beberapa langkah.

Gadis itu kemudian mengalihkan pandangannya ke arah Peter, sebelum dengan cepat mengarahkan tebasan sabitnya ke arah kepala pria itu, membuatnya terlepas dari tempatnya.

Alteia Land:The Fallen Hero's Revenge [End]Where stories live. Discover now