101. The Slayer Hero's

604 94 5
                                    

Di sebuah padang pasir yang gersang, denting pedang yang sedang beradu terdengar memenuhi udara. Hujan panah dan sihir terlihat memenuhi langit, membuat gurun yang seharusnya sunyi tak berpenghuni kini telah menjadi medan perang.

Seorang pria berzirah terlihat memandangi area itu sambil mengelus dagunya. Disampingnya, seorang gadis berambut biru juga memperhatikan area itu dengan seksama membuat seorang gadis bercadar hitam terlihat menopang dagunya dengan bosan.

"Hah.... Kapan kita akan mulai menyerang?!" Gadis itu terlihat menggerutu, sudah sejam semenjak event dimulai dan ia belum juga membunuh satupun pemain. Ia kemudian mulai melirik ke sebuah angka yang tertera pada sebuah layar semi transparan yang berada di sudut kiri atas pandangannya.

[Kill Point : 0 ]

Omong-omong, event ini menggunakan sistem poin yang menunjukkan sudah berapa banyak pemain yang telah terbunuh. Kill poin inilah yang nantinya dapat ditukarkan dengan beberapa hadiah yang akan muncul ketika event telah berakhir. Semakin banyak Kill point yang dimiliki, semakin bernilai pula hadiah yang dapat ditukarkan oleh pemain tersebut.

Gadis itu hanya bisa memutar matanya, ia sekali menguap bosan sambil memperhatikan rekan-rekannya yang seakan-akan tak mempedulikan hal itu. Mereka terlihat sibuk mengamati pertempuran yang terjadi sambil menyusun rencana yang tepat.

"Yugo, mata-mata kita telah berhasil menemukan lokasi basecamp musuh, haruskah kita bergerak?" Sebuah  kabut berwarna hitam kehijauan tiba-tiba muncul di samping pria berzirah tersebut. Kabut itu secara bertahap mulai membentuk seorang pria berkacamata yang segera memberikan beberapa informasi kepada anggota Guildnya.

Mendengar jawaban informasi yang baru saja masuk, pria berzirah itu terlihat mengelus dagunya. Tatapannya kemudian terhenti pada gadis bercadar yang sepertinya masih berusaha untuk bersabar.

Melihat Yugo menatapnya, ia mulai menatap balik pria itu dengan mata berbinar memohon untuk diizinkan bertarung. Pria berzirah itu kemudian mulai menatap anggota guild lainnya yang segera mengangguk menanggapi hal itu.

"Hah.... Baiklah. Tapi ingat jangan sampai mati, kami membutuhkan kemampuanmu untuk melawan para ranker, terutama Tigernis yang menginginkan posisi Guild kita."

"Akhirnya! Baiklah, kalau begitu aku pergi dulu~" Mengangguk dengan cepat, gadis itu perlahan-lahan menghilang diudara tipis, membuat Pria berzirah itu hanya bisa menggelengkan kepalanya pelan.

Ia kemudian mulai menatap pria berkacamata itu sekali lagi yang segera mengangguk menanggapi hal itu.

"Menurut informasi yang kita dapat, hampir seluruh Ranker Guild mengikuti event ini, kecuali-"

"The Slayer Hero's, kah?"

Menanggapi hal itu, Pria berkacamata itu segera mengangguk pelan membuat pria berzirah itu lagi-lagi mengelus dagunya.

Terdapat ratusan atau bahkan ribuan guild yang tersebar di kesepuluh Server Alteia Land. Diantara banyaknya guild itu, sepuluh di antaranya mewakili setiap server sebagai guild terkuat di server tersebut yang disebut sebagai Ranker Guild.

The Slayer Hero's, merupakan salah satunya. Guild itu memiliki basis di server Niflheim, server dengan dunia yang memiliki iklim dan wilayah paling ganas di antara Kesepuluh server lainnya.

Tidak banyak yang diketahui dari guild tersebut, mereka begitu tertutup dan sangat jarang berinteraksi dengan para Ranker Guild lainnya. Bahkan, anggotanya belum pernah sekalipun terlihat mengikuti event Death Match yang di adakan sekali setahun ini.

Namun, diketahui bahwa setiap anggota dari Guild tersebut sangatlah kuat. Hal itu bisa dilihat dari bagaimana mereka bisa bertahan di dunia tersebut. Tingkat kesulitan monster dan medannya sungguh berada di level yang lain. Bahkan sudah begitu banyak pemain yang segera menghapus akunnya akibat frustasi bermain di server tersebut.

Hal itulah yang membuat The Slayer Hero's berada di urutan ketiga diantara para Ranker Guild, meskipun sebenarnya para pemain lain tidak terlalu mengetahui tingkat kekuatan mereka.

"Hah.... Syukurlah mereka tidak ikut tahun ini, ada kemungkinan mereka lebih kuat dari kita...." Yugo hanya terlihat menghela nafas legah, persaingan antar guild kali telah berada di luar kendalinya, begitu banyak pemain-pemain handal yang bermunculan di seluruh server. Namun dari sepuluh server yang ada, terdapat satu server yang kini telah menjadi perhatian publik, terkhususnya para petinggi Guild Ranker.

Server itu tak lain adalah Midgard. Dimana beberapa waktu yang lalu, terdapat beberapa pengumuman server yang cukup menggemparkan para pemain. Dimulai dari keberadaan pemain yang memiliki raa dewa, hingga ditemukannya item Celestial yang sama sekali tak pernah terdengar sebelumya.

Ditambah, Midgard merupakan satu-satunya server yang memiliki Artefak didalamnya, sebuah item langka yang dua diantaranya telah ditemukan. membuat begitu banyak petinggi Guild mulai membangun basisnya di server tersebut.

Hal itu membuat posisi Antreas sebagai Guild nomor satu kini benar-benar terancam. Walaupun mereka juga memiliki basis di server tersebut, namun beberapa waktu lalu, mereka telah menyinggung salah satu guild tingkat tinggi disana.

Hal itu membuat basis mereka di Midgard begitu rapuh dan harus berpindah-pindah lokasi untuk menghindari amukan dari Guild tersebut. Satu-satunya cara agar mereka dapat mempertahankan posisinya hanya dengan memenangkan event ini. Yugo hanya bisa berharap mereka dapat menjalankan rencana ini dengan lancar.

Boom!!!

Disaat mereka masih sedang sibuk-sibuknya menyusun rencana, sebuah benda berkecepatan tinggi melaju ke arah tempat persembunyian mereka, membuat sebuah ledakan yang sangat besar.

Boom! Boom!

Tak sampai disitu saja beberapa ledakan lain menyusul selama beberapa menit, menghancurkan tempat persembunyian tersebut.

"Fuhhh..."

Tak begitu jauh dari lokasi ledakan, terlihat seorang gadis bertelinga kucing sedang meniup asap yang keluar dari mulut pistol di tangannya. Ia kemudian mulai mengisi ulang pistol tersebut dengan peluru sebelum bangkit dari posisi santainya, menatap seorang pria bertelinga harimau di hadapannya.

Pria harimau itu terlihat memandang kearah awan debu ledakan sebelumnya. Ia terlihat memincinkan matanya sebelum tiba-tiba menyeringai sambil memberi aba-aba kepada pasukan dibelakangnya untuk bersiap.

"Firebal!!!"

"Frost Arrow!"

"Meteorite breaker!"

...

Dan benar saja, beberapa anak panah dan sihir mulai beterbangan dari balik awan debu tersebut mengarah ke arah mereka.

""Atribute Protection!!""

Tak tinggal diam, para Mage di sisi pria harimau mulai merapalkan sihir pelindung. Membuat sebuah dinding tak terlihat yang segera membendung  serangan-serangan tersebut.

Awan debu lagi-lagi menutupi pandangan, membuat jarak pandang kedua kubu begitu terbatas. Namun, sang pria harimau masih terlihat berdiri dengan santai di tempatnya. Ia mulai mengepalkan tangannya sebelum memukul ke arah tanah, menciptakan angin hempasan yang cukup kuat.

Awan debu yang menutupi pandangan lagi-lagi menghilang, memperlihatkan para anggota guild Antreas yang kini telah mengepung mereka.

"Lama tak bertemu Yugo." Pria harimau itu mulai melemaskan jari-jarinya. Ia terlihat begitu bersemangat ketika menatap pria berzirah tersebut.

Yugo di sisi lain terlihat menaikkan kewaspadaannya, ia mulai menggenggam pedang dan perisai di tangannya dengan erat sebelum berteriak dengan lantang.

"Serang!!!!"

Alteia Land:The Fallen Hero's Revenge [End]Where stories live. Discover now