139. He is Back

236 52 20
                                    

Three Chaotic God, sebutan untuk tiga dewa tertinggi yang ada dalam legenda, dan dikatakan sebagai tiga dari beberapa dewa awal yang membentuk semesta.

Memiliki kekuatan penciptaan dan manipulasi, ketiganya merupakan Dewa yang sangat kuat dan dikatakan hampir berada di atas segalanya.

Seorang pria berambut putih, dengan beberapa buku di tangannya terlihat tersenyum santai menatap kedua sosok dihadapannya, yang disisi lain membelalakkan mata terkejut melihat keberadaannya.

"I-ini pasti mimpi, ini tidak mungkin!" Dharma Budha mengeluarkan keringat dingin, sementara tubuh Nezha disisi lain mulai bergetar tak terkendali.

Ya, keduanya kini merasakan perasaan yang sama. Perasaan yang telah lama tak pernah mereka rasakan semenjak menjadi Dewa.

"Rasa takut dan cemas memang sukar dikendalikan, terlebih dihadapan sosok yang ditakuti." Pria berambut putih itu disisi lain masih tersenyum, sambil menatap ke arah pria botak yang saat ini masih berada dalam keadaan terikat.

Ia terlihat memasang wajah penasaran dan tertarik, sebelum mulai mengajukan sebuah pertanyaan.

"Siapa namamu nak?"

Stroke yang mendengar hal itu terlihat mengerutkan alis, di situasi yang seperti ini orang aneh acak tiba-tiba muncul dan mulai menanyakan namanya?

Ia tentunya tak ingin menjawab pertanyaan dari orang asing seperti itu, namun karena terlalu lelah ia tanpa sadar menjawabnya.

"Stroke."

Mendengar hal itu, pria berambut putih segera mengangguk. Ia kemudian mulai membuka salah satu buku di tangannya, sebelum mengeluarkan sebuah pena dari balik jubahnya dan berniat untuk menuliskan sesuatu.

"Nature Budha Art : Burried!"

Namun sebelum ia sempat untuk melakukannya, ratusan akar pohon keluar dari dalam tanah dan melilitnya, sebelum kemudian menguburnya dalam ratusan akar pohon tersebut.

"Heavenly Flame Art : Inferno!"

Tak sampai disitu, api merah secara tiba-tiba mulai mengitari dan bergerak mengepungnya, sebelum membakar dan membuat sebuah pilar api merah yang tinggi menjulang menembus langit.

Hal itu berlangsung selama beberapa menit, namun Nezha dan Dharma tetap waspada, mereka kini memandangi api itu dengan tatapan serius.

"Jadi begitu, tak pernah kusangka para dewa dari luar Alteia akan datang ke sini." Dengan hanya satu sapuan tangan, api yang menyelimutinya menghilang bagai di telan bumi.

Sapuan tangan itu nyatanya juga melepaskan stroke dari sulur-sulur pohon yang mengikatnya. Pendangannya segera terarah pada Gazel yang kini mengerutkan alis melihat situasi dihadapannya.

"Huh? Apa yang-"

Secara tiba-tiba ia merasa sebuah beban yang sangat berat terasa di pundaknya, memaksanya untuk berada dalam posisi telungkup, bahkan saking beratnya, tubuhnya sampai tenggelam ke dalam tanah.

Nezha dan Dharma di sisi lain segera terjatuh dari udara, mereka kini bahkan berada dalam posisi berlutut, menatap ke arah sosok berambut putih yang sepertinya merupakan asal dari aura yang menekan mereka.

Langit lagi-lagi berubah karena hal itu, kedua warna yang sebelumnya mendominasi langit kini berubah seluruhnya menampakkan langit malam yang di penuhi bintang.

"Ah~ ratusan ribu tahun, tidak mungkin jutaan ribu tahun lamanya aku tak melihat langit ini lagi." Tersenyum, pria berambut putih itu menatap langit di atasnya dengan perasaan nostalgia.

"Ah! Ternyata seperti itu, hum.. ya, ya
" pria itu mulai bergumam sendiri membuat Stroke yang berada didekatnya memandangnya dengan tatapan aneh.

Alteia Land:The Fallen Hero's Revenge [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang