138. A Sacrifice

249 45 9
                                    

Api berada dimana-mana, membakar dan menghanguskan apapun yang dilewatinya.

Seorang pria berambut hitam panjang dengan tanda kobaran api di dahinya hanya menguap bosan, ia sesekali melemparkan bola-bola api ke arah rombongan pemain yang kini lari tunggang langgang, menghindari serangan-serangan itu.

"Apa kau yakin artefaknya ada disini nak Gazel?" Seorang pria botak, dengan tanda melati di keningnya terlihat mengerutkan alis.

Ia kemudian mengalihkan pandangannya ke arah seorang pemuda yang kini tersenyum lebar dan sesekali bergerak mengambil item yang terkubur dalam mayat pemain sebelumnya yang kini telah menjadi abu.

"Anda tak perlu khawatir, Artefaknya benar-benar berada di dalam."ucapnya sambil tersenyum puas ketika melihat item-item tingkat tinggi yang telah di kumpulkan nya.

Ketiganya kini berada di basecamp guild LordD untuk mendapatkan artefak [Dimension Gate Portal] yang dimiliki oleh guild tersebut.

Dengan alasan itu, sebuah ide licik terlintas di pikiran pemuda itu, Ia mengarahkan kedua Dewa tersebut untuk membunuh lebih banyak pemain, demi mendapatkan drop item tingkat tinggi yang dimiliki oleh para pemain.

"Mereka berdua adalah senjata pemusnah massal, hal-hal seperti ini memang harus dimanfaatkan bukan?" Menyeringai licik, pemuda itu mulai berjalan dihadapan kedua dewa tersebut, mengarahkan keduanya menuju ketempat yang lebih banyak musuh.

Gazel The Lizardman, pria licik yang membuat Darkness Horizon keluar dari Ranker Guild, sekaligus membuat guildnya The Gladiator mengambil posisi tersebut.

Karena serangan yang dilakukan oleh party Fang sebelumnya, kekuatan yang dimiliki Gladiator kini menurun drastis. Hal itu membuat sebagian besar pemain mulai keluar dari Guild, menyisakan Goro dan Dez yang kini hanya bisa mengumpat dalam-dalam kepada pria itu.

[From Dez : Lihatlah yang telah lakukan, aku sudah memperingatkan mu sebelumnya untuk tidak bermain-main dengan mereka, dan sekarang? Gladiator sudah habis!]

[From Goro : Juga, skill macam apa yang kau gunakan sebelumnya Rio? Kau tidak pernah memberitahu kami tentang skill itu.]

Melihat pesan dari kedua rekannya, pemuda itu hanya menghela nafas. Memang seperti kata pepatah, habis manis pahitnya dibuang.

Ia masih ingat dimana mereka dulunya hanyalah Guild Master dari Guild kecil-kecilan. Karena memiliki harta yang melimpah di dunia nyata, mereka mulai membangun guild dalam game dengan menyewa beberapa pemain bayaran dan mulai merekrut para NPC.

Karena kurang populer, guild mereka ini bisa dibilang memiliki pondasi yang cukup rapuh. Beberapa pemain tidak begitu tertarik untuk memasuki guild ini.

Mereka berusaha keras untuk mempertahankan setiap pemain bayaran yang mereka sewa, namun para pemain itu hanya mengikuti kontrak dan segera keluar guild setelah kontraknya berakhir.

Para NPC sendiri, walaupun cukup kuat namun hanya memiliki satu nyawa saja membuat mereka tak lebih dari barang sekali pakai.

Merasa bahwa semua hal itu sia-sia, mereka bahkan hampir menyerah dan berniat untuk membubarkan guild mereka.

Namun, Gazel tidak mau menyerah begitu saja. Ia kemudian menyusun rencana dan memanggil mereka berdua untuk melakukan pertemuan.

Awalnya kedua pemain itu ragu akan rencana Gazel, namun karena Gazel bersikeras dan mereka memang sudah menyerah dengan situasi, mereka segera menyetujuinya.

Toh, tidak ada ruginya juga mencoba.

Mereka kemudian menyusupkan mata-mata kedalam Darkness Horizon. Dengan sedikit bujukan dan beberapa lembar uang, mereka secara diam-diam mengetahui masalah internal yang dialami guild tersebut.

Alteia Land:The Fallen Hero's Revenge [End]Where stories live. Discover now