42. Kejutan

900 61 2
                                    

"Kamu jahat Mas Al. Aku muak sama kamu!"

"Tunggu Andin, Saya mengakui kesalahan saya salah, jadi tolong maafkan saya dan jangan pergi."

Perhatian pengunjung Kantin teralihkan kepada dua ekor, ralat, dua orang murid laki-laki yang baru saja memasuki kantin. Keduanya tengah beracting layaknya tokoh dalam sinetron yang sedang viral di kalangan emak-emak.

"Cukup mas! Kamu kebanyakan minta maaf!" Ardan mulai beranjak.

"Tunggu Andin!"

Plak!

Semuanya membelalak ketika sebuah tamparan mendarat di pipi Reza dengan kencang. Siapapun tahu jika tamparan tadi bukanlah acting semata, lihat saja ekspresi Reza sekarang, lelaki itu tengah menggosok-gosok pipinya yang memanas akibat tamparan dari Ardan.

"Aduduh! Nampar Lo kok beneran sih, Dan!" erang Reza.

"Maapin, Za. Gue totalitas banget soalnya, namanya juga calon artis," ucap Ardan dengan bangga.

"Artis sempak bapak Lo polkadot! Yang ada baru casting udah masuk penjara gegara kasus penganiayaan!"

"Udahan lah Za ngamuknya. Mas Al kan gak pernah ngomong kasar sama Andin," cicit Ardan sambil mengerlingkan matanya.

"Kalo Andinnya modelan kayak Lo sih halal buat dibanting, Dan," cerca Reza.

Reza beranjak menuju tempat duduk Kalevi dan Bara, meninggalkan Ardan yang terpaku dengan tepuk tangan dari pengunjung Kantin. Mereka semua memuji acting Ardan yang begitu totalitas dan terlihat murni. Kan emang ditampar beneran...

"Sialan! Gue yang sakit dia yang dipuji," gerutu Reza setelah sampai di hadapan Kalevi dan Bara. "lo berdua juga ngapa sih diem bae, bukannya nge-cut acting gue sama si jenglot?!"

Kalevi dan Bara bertukar pandang, lalu kembali menatap cecunguk di hadapan mereka, sengan bersamaan mereka mengangkat bahu acuh tak acuh. Bukan urusan gue...

"Tuh kan Za, gue bilang juga apa. Mereka aja pada seneng lihat acting kita," jumawa Ardan ketika sudah duduk di samping Reza.

"Ngapa sih muka lo, Za? Suram amat kayak cewek telat dateng bulan," cela Ardan ketika melihat wajah cemberut Reza. "abis Ikatan Titan, mereka request ke kita buat acting jadi pemeran di film Kingkong. Gue jadi yang ceweknya lo jadi kingkongnya."

Reza terbelalak. "Mati gara-gara jatuh dari gedung dong gue!" protesnya.

"Gak papa. Yang penting kan kagak ketampar lagi Za," sahut Kalevi diikuti tawa Ardan dan Bara.

"Sialan Lo pada!" umpat Reza.

"Pesen makan Za, laper," perintah Bara.

"Perasaan gue jadi babu melulu dah."

"Gak usah protes, Za. Hari ini emang jadwal Lo buat pesen makanan, kemaren kan si Bara yang pesen," ujar Kalevi.

"Iye-iye!" Reza bangkit dari tempat duduknya guna memesan makanan, meninggalkan tiga sahabatnya yang asik mengobrol.

"Kemaren katanya ada orang gak dikenal dateng ke warung Bu Tut ya?" tanya Ardan.

"Ya wajarlah, Bu Tut kan pedagang, mana mungkin dia kenal semua pembeli," balas Kalevi.

"Bukan gitu somplak! Maksud gue tuh orang yang kemaren dateng ke warung Bu Tut itu kata anak-anak mencurigkan banget. Dia pake masker sama topi, dan yang lebih anehnya orang itu ninggalin catetan kecil di sana-"

"Tulisannya apa?" sela Bara yang membuat Ardan melirik tajam ke arahnya.

"Makanya jangan motong omongan orang, Kanebo kering!" Merajuk untuk sesaat, Ardan kembali melanjutkan ucapannya dengan suara kecil. "tulisannya gini 'Pasukan Rajawali, selamat menantikan kejutan dariku'. Kejutan apa coba? Kan ulang tahun gue udah kelewat ya?"

KaleviWhere stories live. Discover now