81. Cinta tanpa balas

1K 69 0
                                    

"Bahagia banget yang mau ketemu kesayangannya," goda Dika.

Setelah sudah benar-benar sembuh dan diperbolehkan pulang, Meysha sangat tak sabar bertemu dengan Kalevi. Tentu saja Ia sangat bahagia, selama tiga hari Meysha dirawat di rumah sakit karena mengalami dehidrasi, Ia tidak diperbolehkan sama sekali untuk keluar dari kamar rawatnya oleh Kak Amira ataupun Dika.

"Makasih ya Dik udah mau nganterin gue," kata Meysha, tersenyum manis ke arah Dika.

Meysha benar-benar tak sabar ingin bertemu Kalevi. Setelah diizinkan pulang dan setelah berganti pakaian, Meysha memaksa untuk bertemu dengan Kalevi, menghiraukan omelan Kakak perempuannya yang meminta Ia untuk istirahat beberapa hari dulu di rumah. Dan Dika pun menawarkan diri untuk mengantar Meysha sementara Kak Amira mengemasi barang-barang gadis tersebut.

"Kalo gak salah sih ini kamar dimana Kalevi dirawat," kata Dika setelah menghentikan langkahnya di depan sebuah kamar.

Untuk sesaat Meysha mematung di depan pintu. Entah mengapa Ia tiba-tiba merasa gugup untuk masuk. Padahal yang akan dia temui adalah Kalevi, lelaki yang sangat Ia cintai. Meysha kemudian menoleh, menatap lelaki tinggi di belakangnya.

"Lo nunggu apa lagi? Katanya udah kangen banget," ucap Dika sambil tersenyum menggoda.

"Lo gak ikut masuk?" tanya Meysha.

Dika tertawa. "Ya gak lah! Mana kuat gue liat lo berduan sama cowok lain. Gue masih sayang sama hati gue, Sya."

Jangan kalian pikir cinta Dika kepada Meysha berkurang begitu saja, tidak. Cinta Dika kepada Meysha akan ada sampai kapanpun, tak akan pernah berkurang atau hilang. Dika bukan menyerah, tetapi memberi Kalevi satu kesempatan terakhir untuk membahagiakan Meysha. Hanya itu, dan jika Kalevi gagal maka Ia akan kembali mengambil langkah.

"Maaf ya, Dik. Gue gak bisa bales perasaan lo. Padahal selama ini lo udah baik banget sama gue," kata Meysha, rautnya berubah sendu.

Dika benci ini, situasi dimana Meysha merasa bersalah atas apa yang bukan kesalahannya. "Apaan sih, Sya. Berapa kali gue harus bilang kalo lo gak salah. Udah sono masuk." lelaki itu mendorong kecil tubuh Meysha.

Meysha kembali tersenyum. "Sekali lagi makasih banyak ya, Dik."

Dika membalas senyum Meysha.

Perlahan Meysha memberanikan diri untuk membuka pintu, kemudian dengan ragu kakinya melangkah ke dalam ruang tempat Kalevi di rawat.

"Apapun yang buat lo bahagia, gue rela Sya," kata Dika setelah pintu benar-benar tertutup.

Rasanya ingin sekali Dika memiliki Meysha seutuhnya, membuat gadis itu mencintainya sama seperti dia mencintai Kalevi. Namun, itu terdengar mustahil sekarang. Cinta Meysha hanya untuk Kalevi, sekarang atau sampai kapanpun. Tak apa, Dika akan berusaha rela selagi Kalevi mampu menjaga senyum manis dan tawa riang pada bibir gadis yang sangat Ia cintai tersebut.

Hal yang pertama Meysha lihat ketika memasuki ruangan itu adalah tiga orang remaja berpakaian bebas dengan seorang lelaki yang mengenakan pakaian khas rumah sakit tengah tertawa riang satu sama lain. Tawa keempat remaja tersebut menghilang ketika Meysha memasuki ruangan tersebut.

"M-maaf, gue ganggu," kata Meysha gugup.

"Ehh Sya, gak ganggu kok. Sini Sya," ajak Reza.

Meysha berjalan kikuk ke arah mereka. Jika saja Ia tahu sejak awal bahwa masih ada orang lain di ruangan Kalevi, mungkin Ia akan mengundur niatnya bertemu dengan lelaki tersebut.

"Kondisi lo gimana, Sya?" tanya Ardan.

"Alhamdulillah, udah mendingan," balas gadis tersebut, tertunduk.

KaleviWhere stories live. Discover now