29. Devan Adijaya

1K 66 1
                                    

"Ini pesanannya, silahkan dinikmati," ucap Amira ramah kepada seorang pelanggan.

Baru saja hendak kembali ke tempatnya, pelanggan yang tak lain adalah seorang pria paruh baya itu dengan lancang memegang tangan Amira. Membuat gadis itu refleks menoleh.

"Temani saya di sini, kamu mau berapapun saya kasih kok," rayu pria itu.

"Maaf tapi tugas saya adalah seorang pelayan makanan," setelah mengatakan hal tersebut, Amira segera pergi. Namun, lagi-lagi pelanggan itu menghentikannya dengan cara mencengkeram paha Amira.

Meysha yang baru saja masuk ke dalam cafe kebetulan melihat apa yang dilakukan pelanggan terhadap Kakaknya. Dengan langkah lebar Ia mendekati pria tersebut dan langsung menuangkan minuman yang di pesanan ke wajah pria brengsek tersebut. Sontak perhatian pengunjung cafe tertuju ke arah mereka. Bertanya-tanya apa yang sebenarnya terjadi.

Pria paruh baya itu bangkit dari tempat duduknya sambil menatap nyalang pada Meysha. "Apa-apaan kamu ini?! Datang-datang main siram orang!"

"Pria brengsek! Lo ngapain Kakak gue, huh?!" teriak Meysha di depan wajah pria tadi. Yang membuat pengunjung cafe terkejut.

"Jangan asal bicara kamu!"

Tangan pria itu terangkat untuk menampar wajah Meysha, tetapi seseorang menahan tangannya dengan kuat. Perlahan Ia menurunkan tangan pria hidung belang tersebut. Tatapannya begitu tajam menghunus pria di hadapannya. Meysha dan Amira hanya bisa mematung ketika lelaki bertubuh gagah dengan topi yang menutupi wajahnya berdiri tegap seolah menjadi tameng untuk mereka.

"Anda seharusnya mengakui jika anda memang brengsek!" ucap lelaki bertopi dingin dan langsung melepaskan tangan pria hidung belang dengan kasar.

"Siapa kamu? Jangan ikut campur kalo tidak tahu apa-apa!" bentak Dody.

"Sejak awal saya mengmati apa yang anda lakukan," ucap lelaki bertopi

"Ada apa ini?" Pak Robert datang setelah seorang karyawan melaporkan bahwa ada keributan yang sedang terjadi.

"Apa anda pemilik cafe ini?" tanya Dody.

"Iya, maaf ada apa ya, Pak?"

"Lihat apa yang adik dari pelayanmu ini lakukan pada saya?! Badan saya lengket semua karena disiram minuman oleh dia!" adu Dody menggebu-gebu.

"Jika anda tidak melakukan tindakan menjijikkan itu pada Kakaknya, mungkin dia tidak akan melakukan itu pada anda." Baru saja Meysha hendak membela diri, tetapi lelaki bertopi itu mewakilinya.

Pak Robert terdiam sejenak. Ia merasa tak asing dengan suara remaja bertopi itu. Dan benar saja, saat Pak Robert menatapnya, beliau langsung mengenali siapa orang itu. Dia adalah Devan Adijaya.

"Sebaiknya anda pergi, cafe ini tidak pantas untuk pria menjijikkan seperti anda," usir Devan.

"Siapa kamu berani mengusir saya? Apa kamu tidak kenal saya? Saya adalah salah satu orang penting di kota ini!" jumawa Dody, mengandalkan jabatannya.

"Cafe ini tak memandang kasta, di sini menerima siapapun yang mau berkunjung. Tetapi cafe ini tidak menerima orang seperti anda. Jadi silahkan keluar dari sini atau saya akan mengusir anda dengan cara tidak terhormat," ancam Pak Robert. Dari ucapan Devan, ia cukup paham masalah apa yang ditimbulkan oleh pria sombong di hadapannya.

"Lihat saja apa yang akan saya lakukan pada cafe anda!" ancam Pak Dody lalu angkat kaki dari cafe milik Pak Robert.

Selepas kepergian pria hidung belang itu, Pak Robert langsung memeluk Devan dengan erat. Membuat Meysha dan Amira refleks menatap satu sama lain. Ada hubungan apa pak Robert dengan lelaki bertopi yang sudah membantu mereka?

KaleviWhere stories live. Discover now