82. Permintaan Seorang Ibu

1.5K 117 14
                                    

Aku mengalah, bukan menyerah
Aku berhenti untuk mendekati, bukan berhenti untuk mencintai
Mungkin kita hanya ditakdirkan untuk bertemu, tetapi tidak untuk bersatu hanya ditakdirkan untuk mencintai tanpa harus memiliki

~Meysha Nalandhipa~

Dika segera bangkit dari kursinya saat Meysha keluar dari ruangan Kalevi bersama dengan Mayang. Wajahnya terlihat begitu sendu dengan mata yang sembab akibat menangis, dan Dika tahu alasannya. Tadi saat ketiga sahabat Kalevi keluar dari ruangan, Ardan menceritakan kondisi Kalevi kepada Dika. Dan Ardan merasa bersalah karena tidak berani mengatakan kebenarannya kepada Meysha.

"Kamu sudah tahu kan kondisi Kalevi saat ini?" tanya Mayang memastikan.

Meysha mengangguk sekali.

"Saya dan Ayah Kalevi sangat bersyukur karena Kalevi berhasil melalui masa kritis meskipun Ia harus kehilangan ingatannya. Saya berpikir mungkin itu cata Tuhan agar kami bisa memulai semuanya dari awal. Maka dari itu kami ingin memperbaiki kesalahan kami kepada Kalevi selama ini, kami ingin mencintai Kalevi layaknya seorang anak pada umumnya," tutur Mayang.

Meysha berusaha tersenyum. "Itu bagus, saya ikut senang mendengarnya. Kalevi juga pasti akan bahagia bisa kembali dicintai kedua orang tuanya dengan tulus."

"Tetapi tanpa ada kamu di dalam kehidupan putra saya," lanjut Mayang.

Semuanya yang ada di depan ruangan Kalevi terbelalak mendengar perkataan Mayang. Bukan hanya Meysha, Dika, dan ketiga sahabat Kalevi saja, melainkan juga Wirasana. Tunggu, bukan itu kesepakatan yang Ia buat dengan Mayang sebelumnya.

"Mayang apa-apaan kamu ini?! Bukankah kita sudah sepakat untuk membiarkan Kalevi bahagia dengan pilihannya?" tegur Wirasana.

"Aku tahu dan aku tidak mengingkari kesepakatan itu Mas." Perhatian Mayang tak teralihkan dari gadis di hadapannya. "Kalevi tidak mengingat sedikitpun tentangmu kan, Meysha? Jadi saya mohon pergilah menjauh dari kehidupan putra saya selagi dia tidak menginginkanmu, kamu bukan lagi alasan kebahagian Kalevi."

Rasa sakit pada diri Meysha kini bertambah dua kali lipat. Hey, bukankah Meysha masih memiliki kesempatan untuk membuat Kalevi kembali mengingatnya?

"Saya akan membiarkan putra saya bahagia dengan pilihannya, tetapi tidak dengan gadis sepertimu, Meysha. Maaf jika itu menyinggung perasaanmu tetapi saya masih belum bisa menerima kamu memasuki ranah kehidupan keluarga saya meskipun suami saya telah mengizinkannya," jelas Mayang.

Wirasana benar-benar tak habis pikir dengan pola pikir Mayang. Ia kira Mayang akan luluh setelah mendengar ketulusan dan kesungguhan cinta Kalevi terhadap Meysha dari mulut Wirasana. Namun, nyatanya tak ada yang berubah, Mayang masih menjunjung tinggi egonya.

"Berani sekali Tante berbicara seperti itu terhadap Meysha?! Tante pikir Meysha gadis seperti apa sampai menilai seolah-olah Meysha gadis yang rendah?!" geram Dika.

"Saya tak peduli itu. Meysha kamu adalah seorang wanita sama seperti saya, kelak kamu juga akan menjadi seorang ibu. Jadi saya harap kamu mengerti apa yang saya inginkan ini," kata Mayang, menunduk.

"Apakah Tante sebenci itu terhadap saya? Apa saya pernah membuat kesalahan, Tante? Sampai Tante enggan memberi saya sedikit kesempatan untuk bahagia bersama Kalevi?" tanya Meysha.

Keempat remaja lelaki itu tertunduk atau mengalihkan pandangan mereka ke arah lain agar tidak melihat sorot mata sendu nan pilu Meysha. Mereka semua tahu betapa Meysha sangat mencintai Kalevi, begitupun sebaliknya. Rasanya kejam sekali jika terus-terusan memberi mereka berdua jarak setelah banyak hal yang telah keduanya lalui agar bisa terus bersama.

KaleviWhere stories live. Discover now