Extra part 1

1.6K 110 8
                                    

Kalevi mengamati satu persatu wajah remaja laki-laki berseragam putih abu-abu dan seorang wanita berbadan gempal pemilik warung di hadapannya dengan kerutan yang terpatri di kening. Lelaki itu coba mengingat dan mengenali wajah anggota Paswali.

"Bang lo beneran gak inget gue? Gue Rizky Bang. Adik kelas lo yang paling ganteng dan setia sama cewek," ucap Rizky yang duduk di hadapan Kalevi.

Saat ini bukan hanya Rizky saja, melainkan hampir keseluruhan dari anggota Paswali tengah mengerubungi Kalevi yang baru saja mulai masuk Sekolah setelah pemulihan diri. Bahkan mereka masih tidak menyangka dan menerima jika ketua Pasukan Rajawali itu mengalami amnesia. Melupakan nama-nama dan wajah mereka.

"Kamu teh beneran gak inget siapa-siapa, Kalepi? Masa sama BuTut juga lupa," tanya ibu Tuti tak percaya.

Kalevi menggeleng. Menciptakan kemurungan di wajah orang-orang yang ada di sana.

"Kalo lo gak inget sama kita-kita, berarti lo juga gak inget sama Me-"

"Ekhem! Udah jangan pada ganggu Kalevi, seiring berjalannya waktu insyaAllah dia bakal inget kita lagi kok," sela Ardan.

Reza dan Bara saling melempar tatapan. Keduanya dapat bernapas lega ketika Ardan dengan cepat memotong perkataan Jaka yang hampir saja menyebutkan nama yang tidak seharusnya dibahas. Meysha sendiri yang meminta ketiga lelaki itu untuk menyembunyikan kebenarannya dari Kalevi. Bara mengedarkan pandangannya, lalu tatapannya berhenti pada seorang remaja yang tengah duduk menyendiri di sisi lain meja Kalevi yang tengah dikerumuni anggota Paswali. Bara bangkit lalu menghampiri adik kelasnya itu.

"Gak gabung?" tanya Bara dengan nada datar seperti biasanya, duduk di hadapan Tama yang tengah melamun.

Tama mendongak, menatap orang yang Ia kagumi setelah Kalevi. "Gak Bang," jawabnya tak bersemangat.

"Kenapa?"

Bukannya menjawab Tama malah melirik ke arah Kalevi yang masih saja diberondongi pertanyaan dari banyak orang. Buru-buru Tama mengelap air matanya yang tiba-tiba saja terjatuh dengan telapak tangannya. Tidak tega melihat wajah kebingungan Kakak kelas yang paling Ia kagumi itu. Bara tersenyum tipis ketika menangkap basah Tama yang menangis. Dan Bara sangat tahu apa yang menyebalkan air mata itu keluar dari mata lelaki setangguh dan sepemberani Tama.

"Gak papa, gak usah malu. Waktu tahu kalo Kalevi amnesia gue juga nangis," kata Bara.

Mata sembab sehabis menangis itu terbelalak, menatap tak percaya kepada Bara. Masih tak menyangka jika lelaki bertubuh paling atletis di antara anggota Pasukan Rajawali itu ternyata bisa menangis. Selama ini Bara dikenal sebagai orang yang pendiam dan paling tangguh di antara yang lain. Jadi Tama cukup terkejut mendengar pengakuan terlontar dari mulut lelaki itu sendiri.

Tetapi jika dipikir-pikir lagi, setahu Tama kelemahan Bara memang ada pada Kalevi. Bara si kepala dingin tak akan segan menghabisi seseorang yang membuat nyawa sahabatnya itu terancam. Apalagi Kalevi, teman semasa kecilnya. Jadi wajar saja jika Bara yang tak pernah menangis itu akhirnya menangis ketika mengetahui orang yang berharga dalam hidupnya tiba-tiba saja melupakan kenangan-kenangan indah yang mereka lalui sejak lama.

"Suatu hari nanti Bang Kalevi pasti bakal inget kita-kita lagi kan?" tanya Tama, menatap Kalevi yang masih dikepung banyak orang.

"Pasti."

Bara menatap Adik kelas di hadapannya dengan senyum langka yang terus menghiasi bibirnya. Jika melihat Tama, Ia seperti sedang bercermin saja. Tama memang tak sedingin Bara, tetapi Ia merasa ada cukup banyak kemiripan di antara mereka berdua. Dan yang membuat Bara semakin menyukai Tama yaitu karena sikapnya yang nyaris menyerupai Kalevi. Tama adalah perpaduan yang sempurna dari sifat Bara dan Kalevi.

KaleviTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang