59. Pertemuan dua Pasukan

768 52 0
                                    

Kalevi berjalan dengan langkah lebar menuju UKS saat jam istirahat baru saja berbunyi. Kabar tentang Meysha yang tiba-tiba histeris saat jam pelajaran sudah menyebar ke penjuru Sekolah dengan cepat. Kekhawatirannya sudah tak dapat Ia bendung lagi. Tanpa babibu Kalevi membuka pintu UKS, dapat Ia lihat Meysha tengah tertidur pulas di atas branker dengan salimut membalut tubuhnya sampai perut. Bukan itu saja, di sana juga ada Dika yang tengah mengelus-elus kepala Meysha.

Ketika Dika menyadari kehadiran Kalevi, Ia menghadiahi tatapan membunuh kepada mantan pacar Meysha. Namun, sayangnya perhatian Kalevi teralihkan kembali kepada seorang gadis yang tertidur damai dengan wajah yang sedikit pucat. Tak ada tanda-tanda dari Kalevi untuk melihat Meysha lebih dekat. Ini sudah cukup untuknya, jika ada Dika di sisi Meysha Kalevi yakin gadis yang sangat dicintainya akan baik-baik saja. Kalevi akhirnya memutuskan untuk keluar.

Ketika sampai di luar, Kalevi berpapasan dengan kedua sahabat Meysha. Raut wajah keduanya terlihat sedih, matanya pun masih merah dan sedikit bengkak. Tentu saja Metha dan Sisi pasti habis menangisi keadaan sahabat mereka.

"Tha, Si," sapa Kalevi bersikap ramah.

"Lo bisa janji sama gue?" tanya Metha tiba-tiba, membuat alis Kalevi bertaut.

"Janji apa, Tha?"

Metha tertunduk. "Tolong janji sama gue kalo ini kali terakhir lo nemuin Meysha."

Kalevi bergeming.

"Semenjak kenal dan pacaran sama lo, Meysha banyak terluka dan menderita. Entah itu soal fisik, mental dan hatinya. Gue sebagai sahabatnya gak terima Lev!" Metha meluapkan amarahnya.

"Hubungan kalian itu lebih banyak sakitnya daripada bahagianya. Jadi tolong kubur dalem-dalem perasaan lo buat Meysha. Dan biarin Meysha memulai kehidupan baru tanpa lo di dalamnya." Metha akui perkataannya terlalu kejam. Mau bagaimana lagi, Ia tak ada pilihan lain.

"Sisi kasihan lihat Meysha sedih terus," cicit Sisi, mulai menangis.

Apa ini? Ternyata semesta masih terus mempermainkannya. Setelah hubungan antara dia dan Meysha ditentang oleh kedua orang tua Kalevi, sekarang kedua sahabat Meysha pun ikut menentangnya. Padahal Kalevi masih memiliki secuil asa bahwa kelak Ia bisa kembali bersama dengan Meysha.

"Maaf Lev kalo permintaan gue terkesan egois dan memaksa. Mungkin ini yang terbaik buat kalian berdua. Bahagiain Clarissa dan biarin Meysha bahagia sama Dika," tutur Metha.

Ini sakit, sungguh. Kalevi masih ingin terus berjuang untuk Meysha, tetapi kedua sahabat gadis tersebut memintanya untuk menyerah saja. Entah siapa yang harus disalahkan di sini. Entah itu kedua orang tuanya, atau Kalevi sendiri yang tak bisa menjaga Meysha.

Kalevi tersenyum meskipun terlihat terpaksa. "Gue bakal berusaha jauhin Meysha, tapi kalo mengubur perasaan gue buat dia, sorry gue gak bisa, Tha."

Setelah mengatakan hal tersebut, Kalevi segera beranjak pergi. Berusaha tak peduli dengan reaksi dari Sisi maupun Metha. Sampai kapanpun rasa cintanya pada Meysha tak akan bisa hilang. Nama Meysha adalah sesuatu yang paten di hati Kalevi.

"Bro."

Kalevi sedikit kaget ketika Yoga tiba-tiba muncul dan berjalan tepat di sampingnya, seperti Doraemon yang baru keluar dari pintu kemana saja.

"Sorry tadi gue sempet meluk Meysha. Tapi sumpah demi apapun gue gak ada maksud lain, itu spontanitas aja kok buat nenangin Meysha," ucap Yoga sambil berjalan santai mengikuti langkah Kalevi.

Kalevi tertawa. "Santai aja, lagian sekarang kan Meysha bukan siapa-siapa buat gue."

Yoga tahu itu omong kosong, siapapun tahu bahwa Kalevi masih sangat mencintai Meysha seutuhnya. Ia tidak tuli, Yoga sempat mendengar percakapan Kalevi dengan Metha. Lelaki itu sendiri yang bilang bahwa Ia tak dapat mengubur perasaannya untuk Meysha. Bahkan sampai sekarang Yoga masih tidak tahu alasan Kalevi dan Meysha mengakhiri hubungan mereka. Jika masih sama-sama mencintai, mengapa harus saling melepas?

KaleviTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang