71. Penculikan

906 70 2
                                    

"Kak Amira?!"

Meysha kaget ketika Kakaknya datang ke sekolah dengan balutan baju yang kasual. Tunggu? Bukankah seharusnya Amira ada di cafe Lavanya untuk bekerja?

"Kakak kok di sini?" tanya Meysha.

"Mau jemput kamu," jawab Amira sambil tersenyum manis kepada adiknya.

"Meysha bukan anak kecil kali pake dijemput segala," ujar Meysha.

Ini adalah jam pulang Sekolah. Setelah para murid mendapatkan hasil raportnya, mereka diperbolehkan untuk pulang ke rumahnya masing-masing. Dan hal itulah yang membuat Meysha, Kakak, dan kedua sahabatnya menjadi pusat perhatian. Kebanyakan murid yang hendak pulang menyempatkan diri untuk melirik ke arah mereka. Fidominasi kaum Adam yang matanya jelalatan ke arah Amira. Membuat Meysha ingin sekali mencolok mata mereka satu persatu.

'Siapa tuh? Kakaknya Meysha? Masya Allah sekali.'

'Siapa tuh?'

'Biasa, Calon istri lagi jemput adek ipar.'

'Kakanya Meysha?'

'Beda banget ya sama adeknya.'

'Cantik Kakaknya ya.'

'Kakanya mukanya meneduhkan sekali, gak kaya Meysha yang begajulan kaya preman pasar.'

Begitulah sekiranya bisikan-bisikan dari murid-murid SMA Rajawali yang tak sengaja berpapasan dengan Meysha di gerbang Sekolah, membuat gadis itu merengut karena dibanding-bandingkan dengan Kakaknya. Tanpa harus diperjelas pun Meysha juga tahu jika Ia kalah jauh dengan Amira yang menang dari segi apapun. Tetapi Meysha tak pernah sekalipun merasa iri kepada sang Kakak, sebab Amira layak mendapatkan pujian-pujian itu.

"Pantesan pada heboh, ternyata ada Kakak Amira yang cantik di sini." Seorang lelaki ikut bergabung dengan Meysha.

"Ehh Dika, bisa aja," balas Amira tersipu malu.

Meysha melirik sinis pada lelaki yang lebih tinggi darinya. "Pinter banget gombal ya lo sekarang. Belajar dari siapa lo?"

"Gue gak gombal, Sya, tapi berbicara fakta. Kalo gak percaya tanya aja Sisi sama Metha."

Baik Sisi dan Metha sudah mengangguk terlebih dahulu sebelum Meysha mengatakan sesuatu.

"Kak Amira emang libur kerja?" tanya Meysha.

Amira menggeleng. "Gak, tapi Kakak minta izin cuti satu hari ke Devan buat ngerayain pencapaian kamu yang berhasil masuk 5 besar paralel di Sekolah. Kakak bangga banget loh, Sya."

Meysha membalas senyuman sang Kakak. Lalu gadis itu melirik tajam ke arah kedua sahabatnya untuk menuntut penjelasan. Pasti Sisi dan Metha yang telah memberitahukan rangking Meysha kepada Amira. Padahal Meysha ingin merahasiakan terlebih dahulu dan menjadikan kabar baik itu sebagai kejutan untuk Kakaknya. Sedangkan Metha dan Sisi malah saling senggol, meminta salah satu di antara mereka menjelaskan kepada Meysha yang masih melotot ke arah keduanya.

"A-anu Sya, orang Kak Amira nanya ke kita, ya kita kasih tahu lah." Metha membela diri.

"Metha bener, Kakak yang nanya duluan. Dan kedatangan Kakak ke sini mau ngajak kalian semua buat makan bareng sebagai syukuran kecil-kecilan atas keberhasilan Meysha," ucap Amira.

"Serius Kak? Kita bertiga makan gratis lagi?" tanya Sisi dengan mata berbinar yang diangguki Amira.

"Apaan sih Kak, terlalu berlebihan tahu," kontra Meysha.

KaleviWhere stories live. Discover now