Kalevi

79. Asa untuk Memperbaiki

Tepat di depan ruang UGD rumah sakit, Empat remaja yang masih berseragam SMA dan seorang pria paruh baya tengah membisu tanpa ada yang mengeluarkan sepatah kata pun sejak mereka menginjakkan kaki di rumah sakit tersebut, mencemaskan keadaan pasien yang berada di dalam ruangan. Ini sudah cukup lama, tapi dokter ataupun suster tak kunjung keluar untuk menginformasikan keadaan Kalevi.

Ardan melirik ke arah Ayah dari sahabatnya yang tengah duduk sambil menyandarkan kepala dengan mata tertutup rapat, tak tahu apa yang sedang dipikirkan oleh beliau. Yang jelas tampak di wajah Wirasana bahwa Ia benar-benar mengkhawatirkan keselamatan anaknya. Tak berbeda dengan Wirasana, Bara dan Reza pun ikut membisu sambil menundukkan kepala dengan wajah yang penuh luka lebam. Ardan tahu apa yang tengah dirasakan dua sahabatnya itu, karena Ia pun ikut merasakannya, yaitu penyesalan karena tidak mampu melindungi Kalevi.

Yang paling menyita perhatian Ardan adalah seorang gadis yang duduk dengan jarak cukup jauh dari yang lain. Gadis berpenampilan lusuh itu tengah menatap hampa tangannya sendiri yang masih berlumuran darah lelaki yang sangat Ia cintai. Ardan bergerak mendekati Meysha yang sekarang lebih terlihat seperti raga tanpa jiwa.

"Sya ayo gue anter buat ngobatin luka-luka di wajah lo," ajak Ardan, begitu lembut dan pengertian.

Tak ada jawaban.

Ardan tahu bagaimana terpukulnya Meysha saat ini karena melihat Kalevi terluka dan tak sadarkan diri tepat di pelukannya, tetapi sebagai sahabat dari Kalevi, Ardan harus melindungi dan menjaga Meysha sebaik mungkin sampai Kalevi sadar.

"Lo luka, Sya. Dan Kalevi paling benci ketika orang yang dia sayang terluka kaya gini."

Ucapan Ardan barusan kembali memompa air mata Meysha untuk keluar. Gadis itu meletakkan kedua tangannya di dada hingga membuat darah Kalevi yang ada di tangan ikut menempel pada seragam putihnya. Ia kembali menangis dengan suara yang tertahan, menyita perhatian Ayah dan kedua sahabat Kalevi.

Meysha mendongak guna menatap Ardan. "Bilang sama gue kalo Kalevi akan baik-baik aja kan, Dan? Kalevi gak akan ninggalin gue kan? Dia udah janji kalo dia gak akan ninggalin gue lagi."

Ardan semakin lemah ketika netra berwarna cokelat hazel itu menatapnya. Namun, apapun caranya Ia harus terlihat tegar di depan Meysha maupun semuanya.

Ardan mengangguk pasti. "Kalevi akan baik-baik aja Sya. Gue yakin itu. Dia akan nepatin janjinya."

Bara dan Reza kembali tertunduk dalam-dalam, tak sanggup menatap Meysha lebih lama lagi. Tatapan Wirasana tak terputus dari gadis yang sangat-sangat dicintai putranya itu. Bagaimana bisa Ia berusaha memisahkan dua hati yang saling bertaut? Begitu jahatnya Ia selama ini pada gadis yang tulus mencintai Kalevi. Melihat ketulusan yang dipancarkan dari mata sendu Meysha membuat Wirasana kembali dihantui akan rasa bersalah dan dosa-dosa.

Seorang lelaki datang menghampiri dengan tergesa-gesa. "Gimana keadaan Kalevi?" tanya Yoga khawatir pada Bara dan Reza.

Keduanya menggeleng, raut sendu terpatri pada wajah Yoga. Jika bisa, Ia rela menggantikan posisi Kalevi saat ini. Kalevi adalah segalanya bagi Paswali, bukan hanya sebagai Ketua tetapi juga sebagai panutan semuanya. Kalevi lah yang telah menciptakan ikatan layaknya keluarga ini. Jika terjadi sesuatu padanya, mungkin tak akan ada lagi ceria dalam pertemanan mereka.

"Anak-anak gimana?" tanya Bara.

"Tama masih ada di kantor polisi buat dimintai keterangan ditemenin Riko sama Danish. Anak-anak Paswali sama SakTi gue suruh stay di warung Bu Tuti atau pulang ke rumah masing-masing," tutur Yoga tanpa semangat.

Setelah mengetahui Kalevi tak sadarkan diri, tanpa babibu Tama langsung menerjang Arya dan menghantamnya tanpa belas kasihan. Bahkan sampai polisi tiba di lokasi, Tama masih terus membalas Arya hingga membuat lelaki itu terkapar tak sadarkan diri dengan luka yang parah pada wajah. Dan hal itu lah yang membuat Tama harus menetap di kantor polisi untuk sementara waktu. Bahkan jika tidak dilerai oleh polisi, mungkin Ia benar-benar akan membunuh orang yang telah membuat Kalevi terluka.