77. Awal dari Sebuah Akhir

1K 92 16
                                    

Meysha hanya bisa menunduk sambil terisak ketika Kalevi terus dipukuli dan ditendang tanpa henti oleh Geng Scorpio. Ia tidak sanggup melihat lelaki yang sangat Ia cintai terluka parah. Namun, Arya segera memaksanya untuk menyaksikan pemandangan yang menyakitkan itu.

"Lo harus lihat Kalevi mati Sya," bisik Arya di telinga Meysha.

Sekilas Meysha dapat melihat wajah Kalevi yang penuh dengan darah dan luka lebam, buru-buru Ia memejamkan matanya rapat bersamaan dengan air mata yang terjatuh. Ia tidak tega melihat kondisi Kalevi.

"Tolong berhenti, Arya. Tolong..." pinta Meysha.

Wirasana menatap putranya dalam diam. Mungkin jika Ia dan Meysha tidak menjadi sandera seperti sekarang, tentu Kalevi tidak akan ragu untuk menghabisi musuh seperti sebelumnya. Melihat Kalevi dihajar membuat Wirasana mengingat kejadian beberapa minggu yang lalu dimana Ia memukul Kalevi karena telah menggagalkan pertunangan dengan Clarissa. Ahh, bukan kali pertama Ia main tangan kepada anaknya. Pertama kali Ia memukul Kalevi yaitu saat Kalevi baru menginjak kelas 5 SD. Saat itu Wirasana dan Mayang terpaksa meninggalkan rapat penting karena mendengar kabar bahwa putra mereka masuk rumah sakit karena luka bocor di kepalanya sehingga harus mendapatkan jahitan.

Flashback on :

"Siapa yang sudah membuat kamu terluka seperti ini, Kalevi?" tanya Mayang setelah sampai di ruang perawatan anaknya. Ia memegang kedua bahu mungil Kalevi yang dalam posisi duduk.

"T-teman Kalevi, Mah,"

"Siapa namanya?!" tanya Wirasana yang berdiri cukup jauh dari Kalevi.

"B-bobi," jawab Kalevi.

"Bi Siti segera hubungi wali kelas Kalevi untuk membicarakan kelakuan salah satu muridnya. Saya tidak terima jika putra saya terluka seperti ini," perintah Mayang.

"Baik Nyonya," balas Bi Siti yang mulai merogoh sakunya untuk mengambil ponsel.

"Gak usah Mah. Kalevi udah gak papa," sela Kalevi, wajahnya terlihat gugup.

"Gak bisa begitu, kamu terluka, Kalevi. Anak bernama Bobi itu harus bertanggung jawab," ucap Mayang.

Terlihat wajah Kalevi nampak berkeringat dan ketakutan, membuat Wirasana bertanya-tanya tentang apa yang sebenarnya terjadi pada anak semata wayangnya sampai ketakutan seperti itu.

"Apa kamu diancam untuk tidak melapor oleh anak itu?" tanya Wirasana.

Kalevi menatap Ayahnya sebentar lalu kembali tertunduk. "Sebenernya Kalevi sendiri yang pukul kepala Kalevi pakai batu."

Semuanya terperanjat mendengar penuturan Kalevi. "Maksud kamu apa?!" tanya Mayang.

"Maaf Kalevi udah bohong. Hari ini ulang tahun aku, aku pengen Mamah dan Papah ada di rumah buat ngerayain. Makanya aku pukul kepala aku sendiri pakai batu biar kalian khawatir dan pulang," tutur Kalevi yang mampu membuat hati Bi Siti tersayat.

KaleviWhere stories live. Discover now