69. Perihal Merelakan

898 72 1
                                    

Tidak mudah merelakan sesuatu yang sangat berharga dalam hidup kita
tetapi seiring berjalannya waktu, manusia akan belajar menerima lalu terbiasa.

~Meysha Nalandhipa~

•   •   •   •

Setelah 10 hari lamanya melaksanakan ujian Sekolah, akhirnya seluruh murid menerima hasil dari usaha mereka. Kini kelas 11 IPS 1 sudah mempersiapkan diri untuk menerima pengumuman dari Bu Jaenab mengenai nilai mereka.

"Hari ini ibu akan bacakan rangking kalian ya, rangking kelas maupun rangking paralel. Dengekeun dan ulah gandeng! Ibu gak bakal mau mengulang!" ujar Bu Jaenab.

"Abdul Salim, rangking 19 di kelas dan rangking 87 paralel."

Meysha harap-harap cemas ketika wali kelasnya mulai membacakan satu persatu rangking teman-teman sekelasnya. Ia memang sudah berusaha semaksimal mungkin belajar dengan dibantu Dika, tetapi tetap saja ketakutan terus menghantuinya. Selain takut dihukum oleh Bu Dona, Ia juga takut mengecewakan Kakaknya.

"Clarissa Indriana, rangking 5 kelas dan rangking 23 paralel."

Hampir seluruh murid berdecak kagum atas pencapaian Clarissa. Untuk pencapaian murid pindahan, itu sudah sangat membanggakan menurut mereka. Meysha melirik ke arah teman sebangkunya. Lumayan pintar juga ternyata, pikir Meysha. Namun, Clarissa yang biasa memamerkan apapun kepada Meysha kini enggan untuk bersuara. Entah masalah apa yang dihadapi, sampai membuat teman sebangkunya itu seakan tak memiliki gairah untuk hidup.

"Laila Komala Sari, rangking 10 kelas dan rangking 41 paralel."

Jantung Meysha berdegup lebih cepat dari biasanya. Sial! Mengapa Ia jadi gugup? Padahal dulu Ia acuh tak acuh dengan nilainya.

"Metha Pramudya, Rangking 9 kelas dan rangking 37 paralel."

"Meysha Nalandhipa- Astagfirullah." Bu Jaenab menghentikan ucapannya.

Ibu guru itu sampai membuka kacamatanya lalu memakainya kembali hanya untuk memastikan bahwa Ia tak salah baca hingga hal tersebut menggugah rasa penasaran seluruh murid. Mereka sangat ingin tahu rangking dari badgirl SMA Rajawali itu. Terakhir kali, Meysha mendapat rangking 37 dari 40 murid kelas 11 IPS 1.

"Meysha kok Sisi ikut deg-degan ya. Bu Jaenab kaya shock banget liat nilai Meysha," celetuk Sisi yang membuat Meysha semakin takut.

"Sya kayaknya lo harus terima hukuman dari Bu Dona karena gak bisa masuk 10 besar," ujar Metha.

"Meysha Nalandhipa, rangking 1 kelas dan rangking 5 paralel," beritahu Bu Jaenab terselip nada ragu sekaligus takjub.

"HAHHH?!!!!" koor seluruh teman sekelas Meysha.

Mereka masih tak percaya jika gadis pemalas dan hobi membolos itu bisa mendapatkan rangking 1 yang menggeser rangking 1 bertahan di kelas. Jangankan mereka, Meysha sendiri saja tidak percaya jika Ia menjadi juara kelas, ini mustahil dan di luar akal sehat.

"Ibu Jaenab mah sukanya ngejek, mentang-mentang saya suka bolos pelajaran ibu, tapi kali ini serius dong Bu, saya kepo sama rangking saya," ucap Meysha.

"Ibu sendiri juga kaget Mesa, naha kamu bisa nangkring di rangking satu. Coba liat aja sendiri sama kamu kalo gak percaya mah."

Meysha berjalan menuju Ibu Jaenab guna mengecek rangking dengan mata kepalanya sendiri. Bukan hanya Meysha yang maju, melainkan juga dua sahabatnya dan Yoga.

"Seriusan lo rangking satu Sya! Gila main dukun lo?!" celetuk Yoga.

Meysha menoyor kepala ketua kelasnya. "Ngawur!"

KaleviWhere stories live. Discover now