48. Kita yang usai

985 66 1
                                    

Kamu dulu seharusnya tak perlu berjanji ingin menjadi penawar luka di hati jika akhirnya malah menyakiti.

~Meysha~


Raut bahagia terukir jelas pada wajah seorang Dika. Bagaimana tidak, saat ini Ia telah terbebas dari kesibukan mengurus lomba-lomba yang diikutinya serta urusan OSIS yang juga tidak kalah merepotkan. Dan kebahagian itu pun tertular pada teman-teman wanita yang sekelas dengannya, termasuk Lova yang pipinya merah merona melihat senyum manis milik Dika.

"D-dika kelihatan seneng banget, habis menang undian kah?" tanya Lova. Selalu saja begini, Ia sangat gugup jika berbincang dengan lelaki yang disukainya.

"Gak kok. Emang hari ini mood gue lagi bagus aja," jawab Dika yang masih mempertahankan senyumnya.

Sekitar enam hari lamanya Ia tidak bertemu dengan Meysha. Dan hari ini adalah hari yang Dika tunggu-tunggu. Meysha Nalandhipa, gadis satu itu mudah sekali membuat Dika merindu. Meskipun saat ini Meysha milik Kalevi, tetapi tak ada salahnya kan menyayangi Meysha sebagai seorang 'sahabat'?

"Gue duluan ya, Va. Mau ke kelasnya Meysha nih sebelum bel masuk," pamit Dika lalu bergegas pergi.

Senyum Lova memudar. Sebuah fakta yang sulit untuk Ia terima sampai sekarang bahwa yang ada di hati dan pikiran Dika hanyalah Meysha seorang. Mau dengan cara apapun Lova menarik perhatian Dika, lelaki itu akan selalu tertarik pada Meysha.

Apakah hari ini saat yang tepat bagi Lova untuk mengutarakan perasaannya pada Dika? Dika mungkin bisa berbohong pada dunia bahwa Ia telah merelakan Meysha untuk Kalevi. Namun, Lova tahu betul bahwa Dika masih berharap penuh terhadap cintanya. Mungkinkah Jika Dika tahu bahwa ada yang mencintainya dengan tulus, Ia akan berhenti mengejar cinta Meysha yang tak pasti?

"Dika tunggu!"

Langkah Dika terhenti di ambang pintu kelas. Ia kembali menoleh ke arah sumber suara dengan satu alis terangkat, menunggu Lova melanjutkan ucapannya.

"Ehh, anu- aku belum terlalu paham materi ujian Kimia yang dikasih Bu Beti tadi. Kamu ada waktu senggang gak buat ngajarin aku?"

"Oh, ok. Nanti deh setelah jam istirahat habis, gue ajarin lo sampe paham. Sekarang gua ketemu Meysha dulu ya." Dika kembali melanjutkan langkahnya.

Nyali Lova menciut ketika hampir seluruh murid perempuan yang juga mengagumi Dika langsung menatapnya horor. Baru memanggil nama saja reaksi mereka sudah seperti itu, apa lagi jika tadi Lova mengungkapkan perasaannya. Bisa jadi perang dunia ketiga akan dimulai saat itu juga.

Memang banyak murid perempuan di kelas ini yang menyukai Dika. Bukan hanya teman sekelas saja, baik kelas lain, adik kelas, bahkan kakak kelas pun banyak yang mengagumi dan menyukai Dika dan ingin menjadikannya pacar mereka. Lova memang termasuk salah satu di antara mereka, tetapi sangat jauh berbeda. Mereka menginginkan Dika bukan semata-mata karena cinta, melainkan menginginkan kepopuleran, menumpang nama kepada Dika yang sudah populer agar mereka bisa dikenal juga. Sedangkan Lova? Dalam lubuk hati paling dalam ia sangat menyukai dan mencintai Dika.

"Sakit ya mencintai sendirian," batin Lova.

&  &  &  &  &

Pertemuannya dengan Dika sebelum bel masuk dan di jam istirahat membuat perasaan Meysha terasa lebih tenang. Beruntung Dika masih belum tahu bahwa Meysha baru saja pulang dari rumah sakit karena mengalami kecelakaan. Jika Dika sampai tahu, mungkin lelaki itu akan heboh sendiri. Tetapi tak bisa dipungkiri bahwa Meysha masih khawatir akan perubahan sikap Kalevi.

KaleviWhere stories live. Discover now