31. Teror

1K 66 0
                                    

"MANG DUDE BAKSONYA EMPAT MANGKOK YA! YANG SATU KUAHNYA BANYAKIN DIKIT!" teriak Reza menggelegar ke penjuru kantin.

"ASHIAP ATUH REZA!!" balas Mang Dude tak kalah keras.

Saat ini Kalevi dan ketiga sahabatnya  tengah berada di Kantin Sekolah. Tentu saja untuk mengisi perut mereka yang sejak tadi berdemo minta diisi.

"Jadi yang bener kuahnya sedikit apa banyak, bego!" umpat Ardan pada Reza.

"Ya banyakin sedikit kan gue ngomongnya," balas Reza.

"Makannya gue nanya mau banyak apa sedikit?!" ucap Ardan semakin nyolot.

Kalevi dan Bara hanya bisa memutar bola matanya malas. Di manapun mereka berada, keduanya selalu saja bertengkar. Entahlah, akhir-akhir ini Kalevi dan Bara merasa kedua cecunguk itu sedikit Sensitif dari biasanya.

"Lo bisa gak sih sehari aja damai gitu. Demen banget berantem cuma gara-gara hal sepele," omel Kalevi tak tahan.

"Ya gue kan niat baik biar Mang Dude gak bingung. Emangnya aja si Reza jadi orang plin plan banget!" ujar Ardan.

"Lah lah lah! Kok jadi gue yang disalahin?! Lagian Mang Dude udah paham maksud gue kali! Emang aja lo akhir-akhir ini sentimeter banget sama gue!" balas Reza tak terima.

"Sentimen, Za," koreksi Bara yang sedaritadi menyimak pertengkaran keduanya dalam diam.

"Ya itu maksud gue," ucap Reza seolah tak melakukan kesalahan dalam berucap.

"Lo kenapa?" tanya Bara pada Ardan. Seolah tahu bahwa Ardanlah yang bermasalah.

Ardan menatap ketiga sahabatnya bergantian. Sedetik kemudian lelaki itu mengacak rambutnya frustasi. "Arghh! Kesel gue!" erang Ardan.

"Kenapa? Lupa kata sandi hp lagi?" tanya Kalevi yang begitu hapal kebiasaan buruk Ardan.

"Kagak."

"Terus?" tanya Reza.

"Gue lagi berantem sama Sisi," ucap Ardan yang terlihat begitu nelangsa.

"Berantem kenapa?" tanya Bara.

"Gara-gara gue megang mukanya. Niat gue kan pengen romantis gitu kaya di novel-novel sama film. Ehh dianya malah marah sama gue. Katanya 'ihh jangan pegang-pegang muka Sisi, Adan. Tangan kamu banyak bakterinya. Nanti kapo muka Sisi jerawatan gimana?.' malah ngomong gitu coba," curhat Ardan menirukan cara bicara Sisi.

"Kirain Lo berantem karena Sisi liat Lo jalan sama cewek lain," ucap Kalevi. "Gue peringatin jangan pernah Lo Sakitin Sisi, Dan," lanjutnya.

Ardan dan Reza saling tatap. kemudian menatap Kalevi dengan tatapan curiga. Berbeda dengan Bara yang terlihat santai-santai saja.

"Lo suka sama Sisi, Lev?! Wahh bener-bener musuh dalam selimut Lo. Pacar sahabat sendiri Lo embat juga?!" cerocos Reza.

"Kita udah kenal sejak SMP, Lev. Dan Lo tega nusuk gue dari belakang? Sumpah gue gak nyangka lo sejahat ini," ujar Ardan mendramatisir.

Kalevi memutar bola matanya malas. "Sini gue tusuk beneran lo pake peso! Dasar otak rebon lo berdua!!" umpatnya pada Ardan dan Reza.

"Sekarang Lo ngehina gue?" tanya Ardan tak percaya, memasang wajah terluka.

Bara mengalihkan pandangannya ke arah lain. Tak ingin ambil pusing dengan dua cecunguk yang begitu mendramatisir keadaan itu. Karena sejak awal Bara tahu betul maksud Kalevi. Penuh drama sekali Ardan dan Reza. Cocok lah keduanya bermain di sinetron azab.

"Kalo Lo berantem sama Sisi, gue juga kena imbasnya, Bego!"

"Ha?" Ardan memasang wajah bodohnya.

Aishhh! Ingin sekali  rasanya Kalevi meremas wajah tampan Ardan detik ini juga.

KaleviTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang