68. Keputusan Kalevi

953 60 2
                                    

Sabtu sore, seperti biasa beberapa anggota Pasukan Rajawali selalu berkumpul di warung Bu Tuti, meskipun hari ini adalah hari libur. Setidaknya ini adalah yang terakhir sebelum mereka menghadapi ujian kenaikan kelas, yang mau tidak mau harus memfokuskan diri untuk belajar dan mengurangi pertemuan.

"Bang muka kalian tumben serem banget?" tanya Rizky kepada Ardan dan Reza.

"Senyum Pepsodent nya mana Bang?" goda Jaka.

"Hiiiiihhh" Ardan dan Reza memamerkan gigi putih mereka.

"Kemarin pada kemana? Kok seharian  gak pada nimbrung di grup Bang? Padahal seru banget obrolan kita," tanya Jaka.

"Biasalah orang penting, kemarin harus mengemban tugas negara, yaitu bantu-bantu Babeh di bengkel," jawab Ardan yang tentu saja berbohong.

Kalevi sudah meminta keduanya untuk merahasiakan tentang Yoga dan Tama dari anggota lain untuk sementara waktu.

"Berempatan bantu-bantu di bengkel Babeh?" tanya Rizky.

"Iya lah, Babeh kan udah gue anggep bapak sahabat gue sendiri," seloroh Reza.

Ardan memukul kepala Reza, sampai membuat empunya mengaduh kesakitan. "Lah kan emang bapak gue bego!"

"Babeh repot atau gimana? Kok gak minta bantuin ke kita-kita Bang?" Jiwa wartawan Rizky mulai timbul.

"Gak begitu sih, tapi bereslah sama kita berempat. Lagian kalo gue nelpon lo apa gunanya, Ky? Yang ada lo cuma plonga-plongo di bengkel," celetuk Ardan.

"Gaya-gayaan nawarin bantuan, kaya tahu masalah mesin aja lo," cela Reza.

"Emang Rizky dimanapun tempatnya gak akan berguna, Bang. Yang ada di otaknya cuma cewek-cewek terus." Jaka ikut-ikutan.

"Sial banget hidup gue. Gak di grup gak di real life jadi bahan hinaan mulu," gerutu Rizky.

Semuanya tertawa terbahak-bahak melihat ekspresi nelangsa yang ditampilkan Rizky. Menurut anggota Paswali yang lain, Jaka dan Rizky adalah duplikat dari Ardan dan Reza. Mereka sama-sama tidak akan akur setiap bertemu, ada saja yang menghina maupun yang dihina.

"Si Yoga sama Tama kok tumben gak ada? Biasanya mereka yang dateng lebih dulu di antara kita-kita?" tanya Deni tiba-tiba kepada siapapun.

Mendengar itu, membuat tawa Reza dan Ardan sirna dalam sekejap, begitupun dengan dua lelaki yang sejak tadi duduk diam di bagian paling pojok. Bara yang seperti biasa, menyibukkan diri dengan soal-soal materi ujian mendongak menatap Kalevi yang sejak tadi melamun.

"Iya juga, padahal gue mau ngajarin si Tama cara deketin cewek," ujar Rizky.

"Mereka lagi belajar buat ujian," ucap Bara, menjawab pertanyaan Deni dan Rizky.

"Belajar? Gak biasanya mereka rajin begitu. Lagian Kalevi ada di sini, gak mungkin mereka gak dateng kalo Kalevi dateng, mereka kan dayangnya si Kalevi," sergah Deni.

"Kan ini ujian kenaikan kelas, jadi mereka mau sungguh-sungguh belajar biar naik kelas. Gak kaya lo semua yang naik gak naik bodo amatan," maki Ardan.

"Kaya lo gak aja," balas Reza.

Terlihat Deni, Rizky, dan Jaka merasa tidak puas dengan alasan yang diberikan. Meskipun Ardan dan Reza berusaha membalutnya dengan Lelucon, tetapi ketiganya masih belum menerima. Ada yang aneh dari Empat anggota inti Paswali, mereka menyadari itu sejak kemarin. Sayangnya ketiganya tidak mengetahui apa yang sedang terjadi dalam Pasukan ini. Kalevi melirik ke arah tiga anggotanya. Ketiganya yang sulit untuk peka terhadap keadaan saja mulai curiga, tentu saja anggota yang lain pun pasti berpikiran yang sama. Namun, mereka semua pandai menyembunyikan kecurigaan tersebut.

KaleviWhere stories live. Discover now