27. Terbukanya Kedok

1.1K 74 0
                                    


"Selamat siang, Pak Yadi. Maaf kalo kedatangan saya mengganggu anda," ucap Kalevi sambil tersenyum miring.

Dengan wajah datarnya, Pak Yadi berujar, "Jelas mengganggu. Lima menit lagi jam istirahat selesai," kata guru kesiswaan itu.

"Kenapa di luar sangat ramai? Apa kamu mengajak anggotamu untuk berbuat keonaran lagi?" tanya Pak Yadi, sedikit mencondongkan tubuhnya ke arah murid di hadapannya seolah-olah menantang Kalevi.

Kalevi berdecih. Rupanya guru kesiswaan ini tidak menyadari bahwa kedatangan Kalevi adalah untuk menjatuhkan guru tersebut. Kalevi lalu mendekatkan wajahnya ke arah gurunya tersebut. Mereka saling pandang dengan tatapan yang sama-sama sengitnya.

"Saya cuma mau membuka kedok Bapak saat ini juga," ucap Kalevi pelan sambil tersenyum devil.

Pak Yadi tersentak, Pria paruh baya itu refleks memundurkan kepalanya beberapa senti dari Kalevi. Tak ingin terlihat mencurigakan, Pak Yadi berdehem untuk menghilangkan kegugupannya. "Kedok apa? Saya tidak mengerti," kilahnya.

Kalevi tertawa merendahkan, sedetik kemudian kembali menatap Pak Yadi dengan tatapan elangnya. "Benarkah Bapak tidak mengerti?"

"Kalevi! Apa-apaan kamu ini! Pak Yadi itu guru kamu. Seharusnya kamu sopan sama beliau!" tegur Pak Tarno yang berdiri tak jauh dari Kalevi.

"Saya akan menghormati guru yang menghargai muridnya. Saya tidak akan menghormati guru yang merusak muridnya sendiri," jawab Kalevi tanpa mengalihkan pandangannya dari Pak Yadi.

Semua guru yang berada di tempat itu terkejut mendengar ucapan Kalevi. Tak terkecuali Pak Yadi yang saat ini tengah keringat dingin di tempatnya.

Sementara itu suasana di luar kelas sudah sangat ramai oleh murid-murid yang penasaran. Mereka saling senggol hanya untuk menguping pembicaraan di dalam. Membuat anggota dari Pasukan Rajawali kewalahan menghadapi mereka. Meysha dan kedua sahabatnya pun ikut penasaran dengan apa yang sebenarnya terjadi. Bedanya, mereka tidak ikut saling berhimpitan hanya untuk menguping.

"Ga, ada masalah apa sih?" tanya Metha pada Yoga yang tengah menangani beberapa siswa.

"Nanti juga tahu!" jawab Si Ketua kelas 11 IPS 1 itudengan nada tak bersahabat.

Metha memaklumi itu, sebab suasana begitu ricuh. Murid-murid semakin menjadi. Anggota dari Pasukan Rajawali tidaklah sedikit, tapi pasti akan kalah dengan jumlah siswa yang jauh lebih banyak dari mereka.

Merasa tak tahan, Emosi Yoga mulai tersulut. "WOY! BERHENTI RICUH!" bentaknya yang membuat suasana seketika hening.

Suara Yoga begitu keras dan menyeramkan. Membuat semuanya terdiam. Tak terkecuali para Pasukan Rajawali. Bahkan Yoga tak peduli jika harus lancang karena membentak Kakak kelas sekalipun.

"Apa yang kalian dapetin dari berdesak-desakan?! Gak ada kan! Nunggu apa susahnya sih?! Toh nanti juga kalian bakal tahu apa Yang sebenernya terjadi!" bentaknya yang membuat murid-murid seketika menjauh.

Meysha, Sisi, Dan Metha masih mematung di tempatnya. Mereka masih terkejut jika ketua kelasnya bisa segarang ini.

Sisi yang berdiri di tengah, memberi kode kepada Meysha dan Metha agar mendekatkan telinga mereka kepada Sisi. Ia pun berbisik, "Meysha, Metha. Kalo di kelas, kita jangan macem-macem lagi ya. Sisi takut sama Yoga. Kalo marah kaya macan," cicitnya yang diangguki oleh kedua sahabatnya.

"Lo bertiga ngapain masih di situ? Gak pegel?" tanya Yoga pada ketiga gadis di hadapannya.

"Ehh Anu, ini kita mau duduk," jawab Meysha kemudian ngacir bersama kedua sahabatnya. Ketiga gadis itu duduk tak jauh dari ruang guru.

Kaleviحيث تعيش القصص. اكتشف الآن