51. Parasaan Lova

847 59 3
                                    

"Meysha..."

Baru saja Meysha melangkah masuk ke kelasnya, Ia sudah disambut dengan pelukan hangat dari Sisi. Meysha melirik Metha yang tengah tersenyum ke arahnya. Dapat Ia pastikan bahwa kedua sahabatnya ini sudah mengetahui tentang hubungannya dengan Kalevi dari Dika.

"Meysha yang kuat ya. Meysha gak sendiri kok, Metha sama Sisi akan selalu ada buat Meysha." Hidung Sisi memerah serta matanya berkaca-kaca. Ia melepas pelukannya. "Meysha orang baik, pasti bakal ketemu orang yang lebih baik juga. Jadi Meysha gak boleh sedih, ok," lanjut Sisi berusaha menghibur.

"Thank, gue baik-baik aja kok," balas Meysha.

Bohong, Sisi dan Metha bukanlah
orang yang bodoh. Siapapun tahu bahwa Meysha tidak sedang baik-baik saja. Wajah yang pucat, kantung mata yang bengkak dan menghitam. Apakah itu menggambarkan orang yang sedang dalam keadaan baik?

"Gak papa buat ngerasa gak baik-baik aja, Sya. Lo manusia bukan benda mati yang gak tahu arti rasa sakit," kata Metha.

Tiba-tiba Meysha menitihkan air matanya. Menyaksikan bagaimana kedua sahabatnya berusaha menguatkannya membuat Meysha tak dapat lagi membendung air matanya.
Ketika ada yang berusaha menguatkan, Meysha pasti akan menampakkan sisi lemahnya.

"Tinn! Tinn! Minggir oi jangan ngobrol di pintu masuk. Ngalangin gue," ucap Yoga yang baru saja datang.

"Sya? Lo nangis?" tanya Yoga.

"Gak lah, lagian kepo banget sih Lo jadi orang," sinis Metha.

Buru-buru Metha dan Sisi menarik tangan Meysha menuju bangku mereka, tidak ingin sahabatnya tersebut menjadi bahan gosip nantinya.

"Kalian tahu dari mana kalo gue putus sama Kalevi?" tanya Meysha memastikan setelah ketiganya duduk di bangku masing-masing.

"Dari Dika. Kemaren dia ngajakin Sisi dan Metha buat ketemuan. Dia banyak nanya tentang hubungan Meysha sama Kalevi. Dia peduli banget sama Meysha loh," tutur Sisi.

"Dan Meysha tahu gak apa yang bikin Sisi puas?"

"Apa?"

"Dika balas dendam sama Kalevi!" seru Sisi dengan wajah riangnya.

Metha yang sejak tadi hanya menyimak spontan memelototi Sisi. "Sisi!" tegurnya.

"Ada apa, Metha? Sisi salah ngomong ya?" tanya Sisi bingung, masih belum menyadari kesalahannya. "Ya ampun!!" Sisi membungkam mulutnya.

Kemarin Ia dan Metha sudah sepakat untuk tidak memberitahukan hal tersebut kepada Meysha. Mereka tidak ingin hubungan antara Meysha dan Dika ikut renggang. Karena mereka sangat yakin jika Meysha mengetahui Dika menghajar Kalevi, sahabatnya itu akan marah besar kepada Dika.

"Balas dendam apa? Dika ngapain Kalevi?" tanya Meysha yang raut wajahnya mulai berubah.

"Omongan Sisi mah gak usah didengerin Sya. Tahu sendiri otaknya sedeng," kata Metha.

Sisi merengut, tapi mau bagaimana lagi, salahnya juga harus keceplosan.
"I-iya Meysha. Sisi cuma ngawur kok tadi," dusta Sisi.

"Gue gak suka dibohongin gini."

Metha menghembuskan napas pasrah. Sia-sia menyembunyikan sesuatu dari Meysha. Namun, belum sempat Metha menjelaskannya Meysha sudah lebih dulu berjalan menuju meja ketua kelas mereka, siapa lagi kalau bukan Yoga.

"Kenapa? Muka Lo serem banget," celetuk Yoga ketika Meysha berdiri di depan bangkunya.

"Kemaren Dika ngapain?"

"Lah mana gue tahu. Emang gue maknya."

Yoga tahu pembicaraan ini menjurus ke arah mana. Kemarin Yoga tidak ada di lokasi saat Dika menghajar Kalevi. Dan saat Ia kembali ke warung Bu Tuti, Tama menceritakan semuanya kepada Yoga.

KaleviWhere stories live. Discover now