12. Berdua

1.8K 134 1
                                    

Orang yang buruk bukan berarti tidak bisa merubah orang buruk lainnya menjadi baik.

~Kalevi Wirasana~

Kalevi mengamati Meysha yang sedang duduk sendirian di kantin. Tentu saja sendiri, karena ini masih jam pelajaran. Terlihat sekali gadis itu tengah fokus mengerjakan sesuatu di selembar kertas yang ada di meja. Dengan langkah pasti Kalevi berjalan ke arah gadisnya dan langsung duduk di hadapan Meysha.

Meysha menghentikan gerakan mencatatnya ketika menyadari kehadiran seseorang. Ia menatap lelaki tampan di hadapannya yang sedang menaik turunkan alis. Tak ingin ambil pusing, Meysha kembali melanjutkan mencatat.

"Ngapain sih lo?" tanya Kalevi.

"Bikin pidato Bahasa inggris," jawab Meysha tanpa menghentikan aktivitasnya.

"Tapi tadi waktu gue lewat kelas lo yang lain ada di kelas, diajar sama Bu Indah. Lo kenapa di luar? Dihukum?"

Meysha menghentikan aktivitasnya kemudian menatap Kalevi. "Gue disuruh bikin teks pidato Bahasa Inggris buat lomba."

Meysha memang kurang mampu dalam pelajaran hitung-menghitung. Namun, jangan remehkan kemampuannya di bidang Bahasa. Meysha sangat pandai di bidang Bahasa Indonesia dan Bahasa Inggris. Tak jarang Meysha menyumbangkan piala untuk sekolah ini. Lihat saja di ruang Kepala Sekolah, sejauh ini Meysha menyumbangkan 4 piala yang didapatkannya dari lomba debat, lomba pidato, mengarang puisi dan membuat cerita pendek. Namun, Meysha tak pernah memberitahukan keistimewaannya itu kepada orang lain kecuali orang-orang terdekatnya.

"Gue pernah liat beberapa piala-piala di ruang kepsek ada nama lo, Sya. Tapi anehnya kenapa gue gak pernah liat lo ikut lomba? Apa emang gue yang kagak tahu beritanya atau emang lo gak mau kasih liat ke orang-orang?" tanya Kalevi.

Untuk yang kesekian kalinya Meysha berhenti menulis dan fokus pada Kalevi. "Apa yang perlu disombongkan? Toh itu semua gak pernah berharga di mata orang lain."

"Lo udah membanggakan sekolah karena memenangkan banyak piala dan itu berharga banget buat sekolah ini," tukas Kalevi.

"Membanggakan? Buktinya gak ada guru yang mengapresiasi kemampuan gue kecuali Bu Indah dan Pak Suryo."

Memang benar apa yang dikatakan Meysha. Hanya Bu indah dan Pak Suryo lah yang mengapresiasi kemampuannya. Dan itu karena keduanya adalah guru Bahasa Inggris dan Bahasa Indonesia di sekolah ini. Meysha melihat dengan mata kepalanya sendiri reaksi beberapa guru saat Ia memenangkan banyak piala. Mereka semua hanya berkespresi biasa dan bahkan beberapa di antaranya ada yang seperti tertawa merendahkan.
Hanya menang lomba pidato Bahasa Inggris dan Indonesia, hanya menang lomba debat saja, hanya menang lomba cerpen saja, semua orang juga bisa mengarang. Itulah pemikiran-pemikiran 'beberapa' guru.

"Kebaikan dan keistimewaan gue udah gak ada sama sekali di mata mereka. Yang mereka tahu adalah Meysha si tukang bolos dan langganan ruang Bk. Biasalah, manusia suka ngelupain seribu kebaikan hanya karena sebuah kesalahan," ujar Meysha.

Kalevi merenungi ucapan Meysha. Ya memang begitulah sifat kebanyakan manusia. Lebih suka mengingat keburukan orang lain dibanding mengingat kebaikannya.

Meysha merapikan alat tulisnya. "Gue ngerasa sebagian guru di sini gak pantas di sebut guru. Karena beberapa di antara mereka hanya ingin kesempurnaan dari muridnya. Lebih suka mengajar murid yang pinter daripada murid-murid yang kurang menguasai pelajarannya."

Apa yang dikatakan Meysha memang benar dan Kalevi merasakannya sendiri. Tidak semua guru seperti itu, tetapi banyak guru di SMA Rajawali yang pilih kasih.

KaleviKde žijí příběhy. Začni objevovat