75. Arya Sadananda

1K 94 9
                                    

Manusia tak akan benar-benar mengerti penderitaan yang kita alami sebelum merasakannya sendiri.

~Arya Sadananda~

"Arya? Jadi lo dalang di balik semua ini?!" tanya Kalevi marah.

Arya berjalan dengan santai ke arah dua manusia yang tengah diikat di kursi. Darah Kalevi mendidih ketika Arya asik memainkan pistol, seolah mengancam Kalevi dengan senjatanya.

"Lepasin Meysha dan Bokap gue!" ujar Kalevi, tak mampu lagi menahan amarahnya.

Wirasana menatap putranya yang tengah berdiri dengan gagah untuk menyelamatkan nyawanya, Ia tidak suka posisi dimana Wirasana harus terlihat lemah dan tak berguna di depan mata Kalevi.

"Kasih satu alasan kenapa gue harus nurutin perintah lo. Karena lo Ketua Paswali, murid paling ditakuti di SMA Rajawali? Kalevi Wirasana, sekarang kedudukan lo gak lagi berarti, di sini gue yang sepenuhnya pegang kendali," terang Arya, tersenyum penuh kemenangan.

Terakhir kali Arya menantang Kalevi adalah saat Ia dan ketiga sahabatnya tengah makan bakso Mang Dude di Kantin Sekolah. Setelahnya anggota OSIS itu tak lagi menampakkan batang hidungnya di depan Kalevi. Tetapi siapa sangka kemunculannya kini membuat Kalevi mati kutu. Mengancam Kalevi dengan nyawa dua orang yang sangat berarti dalam hidupnya.

"Denger Arya, gue gak pernah anggap lo sebagai musuh, kita adalah satu tim basket. Hanya karena gak dipilih untuk jadi Kapten, lo ngancem gue dengan melibatkan nyawa? Kalo lo bener-bener terobsesi menjadi Kapten tim basket, gue bakal mengundurkan diri, tapi tolong lepasin Bokap gue dan Meysha, nyawa mereka jauh lebih berharga dari sekadar gelar," jelas Kalevi, berusaha tenang.

Tanpa diduga-duga Arya tertawa diikuti oleh Ketua Geng Scorpio kemudian anggota yang lain kecuali Meysha dan Tuan Wirasana yang tak bergeming, begitupun dengan Riko yang sejak tadi berdiri di belakang Arya. Tidak, Masalahnya tidak sesederhana itu, ada hal besar yang membuat Arya berani melakukan ini semua.

"Lo pikir gue rela ngotorin tangan gue hanya demi sebuah gelar gak penting itu?" tanya Arya pada Kalevi.

Kalevi bungkam, memangnya apa lagi selain itu? Kalevi merasa tak pernah membuat masalah dengan Arya, justru sebaliknya Arya lah yang selalu mencari perkara dengan Kalevi maupun anggota Paswali lainnya. Dengan memanfaatkan gelarnya sebagai salah satu anggota OSIS SMA Rajawali.

"Lo adalah orang yang menjebloskan bokap gue ke penjara!" kata Arya dengan kilatan amarah di matanya.

Cukup lama Kalevi terdiam dalam keterkejutan. Kalevi pernah menjebloskan dua anak SMA pengedar narkoba. Satu-satunya orang yang pantas dan cukup umur disebut 'bokap' oleh Arya adalah Pak Yadi. Tunggu, tetapi Kalevi tak pernah tahu jika Arya adalah anak dari guru yang telah mencabuli banyak muridnya itu.

"Maksud lo Pak Yadi?"

"Sebenernya gue gak mau mengakui, tapi faktanya begitu."

"Kalo gitu gue minta maaf sama lo, tapi Pak Yadi pantas nerima hukuman karena perbuatannya, dia udah melecehkan murid-muridnya sendiri. Pak Yadi gak bisa dibiarin berkeliaran dan menambah korban lagi," tutur Kalevi.

Arya tertunduk sambil tersenyum pilu, mengingat sikap baik sang Ayah sebelum insiden mengerikan beberapa tahun yang lalu itu terjadi. Sebuah insiden yang merenggut nyawa Kakak perempuannya, menjadi awal mula dari kehancuran keluarga kecil mereka yang bahagia.

"Gue akui dia emang lelaki brengsek, bajingan yang menjijikkan. Tapi di mata mendiang Kakak gue, dia lelaki terbaik dalam hidupnya, lelaki yang menyayangi putrinya lebih dari siapapun sebelum berakhir menjadi bajingan yang sama dengan yang dibenci oleh Kak Cahaya," ucap Arya, tak terasa air mata menerobos keluar.

KaleviTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang