73. Pengintaian

829 62 0
                                    

Kalevi memarkirkan motornya tepat di tempat yang sudah dijanjikan oleh penculik, di sebuah gedung terbengkai berlantai empat yang berada jauh dari pemukiman penduduk. Untuk sesaat Kalevi terdiam di motornya, mengamati dengan cermat keadaan dan situasi yang ada. Lelaki itu tanpa takut sedikitpun mulai memasuki gedung. Ketika baru di lantai satu, Kalevi sudah disambut oleh 2 orang berbadan kekar dengan tato kalajengking di sisi lengan mereka. Tentu saja Ia langsung sadar bahwa mereka adalah anggota dari Geng Scorpio.

"Dimana Meysha dan Bokap gue?" tanya Kalevi. Persetan dengan sopan santun, mereka memang jauh lebih tua dari Kalevi, tetapi Kalevi rasa mereka tak pantas untuk dihargai dan dihormati sama sekali.

"Lawan kita dulu kalo lo mau ketemu mereka," tantang salah satu dari dua orang tersebut.

Dua anggota dari Geng Scorpio itu mulai bergerak maju untuk menyerang Kalevi. Sementara Kalevi yang merupakan ahli beladiri berusaha menghindar sambil sesekali menyerang. Perkelahian hebat terjadi di antara mereka, dan dalam waktu singkat, Kalevi berhasil menjatuhkan kedua lawannya.

"Sekarang dimana mereka?!" bentak Kalevi sambil mencengkeram baju salah satu anggota Geng Scorpio.

"Di lantai empat."

Tanpa menunggu lama, Kalevi bergegas menaiki tangga. Ia tidak boleh sampai menyia-nyiakan waktu lagi. Dan ketika sampai di lantai dua, Kalevi kembali dihadapkan dengan dua orang lagi dari Geng Scorpio.

"Brengsek! Jangan halangin jalan gue!" bentak Kalevi.

Terlalu marah karena selalu dihalangi, Kalevi menghajar dua Geng Scorpio itu dengan membabi buta begitupun ketika sampai di lantai tiga. Ia menghabisi lawannya tanpa ampun meskipun sekali dua kali Ia mendapatkan pukulan dari lawan. Namun, Kalevi tak tumbang dan menyerah, ia balik menyerang seperti orang yang kesetanan.

Sekarang Kalevi menaiki tangga menuju lantai puncak. Langkahnya terseok setelah mendapat pukulan di kepala yang membuatnya terasa sedikit pusing. Sekuat tenaga Kalevi berusaha untuk terjaga, menghiraukan darah yang mengucur dari kening dan rasa sakit disekujur tubuhnya. Ia tidak tahu ada berapa banyak lagi musuh yang ada di lantai atas nanti. Jadi, Kalevi harus mempersiapkan diri.

Mata Kalevi membulat sempurna ketika sampai di lantai empat. Kalevi mendapati gadis yang sangat Ia cintai dan Papahnya tengah diikat di kursi. Dan yang membuat Kalevi semakin murka adalah keadaan dari dua orang yang berharga dalam hidupnya tersebut. Meysha dan sang Ayah terluka di area wajah akibat disiksa, hingga membuat mata keduanya terpejam sambil tertunduk dalam keadaan lemah, tak menyadari kehadiran Kalevi.

"Wow pahlawan sudah datang!"

Tepuk tangan dari seorang lelaki yang tengah duduk santai di sebuah meja dengan salah satu kaki terangkat itu mengalihkan perhatian Kalevi. Tatapan membunuh menghujam pada lelaki yang tengah dikerumuni puluhan anak buahnya, dia adalah Ketua dari Geng Scorpio. Sementara Meysha dan Tuan Wirasana mendongakkan kepalanya lemah, menatap ke arah Kalevi yang baru mereka sadari kehadirannya.

Air mata Meysha merosok begitu saja melihat kedatangan Kalevi. Lelaki itu datang sendirian. Andai saja hanya Meysha yang diculik, mungkin Ia akan memohon pada Kalevi agar tidak perlu datang untuk menyelamatkannya. Namun, Papah Kalevi juga menjadi korban penculikan. Tentu saja Meysha tak bisa melarang Kalevi untuk menyelamatkan Papahnya sendiri. Lawan Kalevi adalah orang-orang yang berbahaya, Meysha takut terjadi sesuatu pada lelaki tersebut.

"Lepasin mereka!" ucap Kalevi penuh penekanan.

"Kita gak punya hak buat ngelepasin mereka. Tugas kita di sini yaitu untuk membunuh kalian bertiga," jawab Doris, Ketua Geng Scorpio.

Tangan Kalevi terkepal kuat di samping badan, yang ada dipikirannya saat ini adalah keselamatan Meysha dan sang Papah.

"Lo seharusnya minta ke gue, Kalevi Wirasana."

KaleviTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang