26. Hukuman spesial

1.2K 80 0
                                    


Kalevi berjalan santai menuju ruang BK. Tidak, bukan dia yang membuat kesalahan, melainkan Meyshalah menyeretnya masuk ruang BK. Padahal gadis itu sendiri yang hampir setiap jam mewanti-wanti Kalevi agar tidak membuat masalah yang akan menyeret mereka masuk ruang BK.

"Assalamualaikum," salam Kalevi sambil masuk ke dalam ruang BK dengan santainya.

Di dalam ada Meysha yang tengah duduk manis serta Bu Dona yang sudah memasang wajah garangnya. Kalevi pun segera duduk di samping Meysha.

"Ada masalah apa, Bu?" tanya Kalevi.

"Tanya saja sama pacarmu itu!" sindir Bu Dona kepada Meysha.

Kalevi beralih menatap gadis yang duduk di sampingnya. Sementara Meysha langsung membuang muka sambil bersiul-siul tak jelas. Berusaha menghindari kontak mata dengan lelaki yang baru saja memasuki tung BK tersebut.

Kalevi mencondongkan badannya ke arah Meysha lalu berbisik, "Eh cewek tepos, buat ulah apa lagi Lo?"

Meysha menoleh. Membuat hidungnya dengan hidung Kalevi bersentuhan karena jarak mereka yang sangat dekat. "Ihh bego Lo! Ngapain sih deket-deket!" Meysha menoyor kepala Kalevi cukup keras membuat empunya mengaduh kesakitan.

"Sakit woy!! Kalo sampe kepala gue copot gimana?!" ujar Kalevi tak terima.

"Lagian siapa suruh deket-deket!"

Dua orang remaja itu malah memperdebatkan hal sepele. Hingga tak menyadari bahwa Bu Dona tengah memperhatikan mereka sambil menyangga dagu dengan tangannya. Tak tahukah mereka bahwa guru BK itu tengah iri? Ehh?

"Sudah berdebatnya?" tanya Bu Dona begitu halus membuat bulu kuduk Kalevi dan Meysha meremang seketika.

Bukan tanpa alasan. Bu Dona tidak pernah bicara selembut ini pada keduanya. Dan benar saja, tiba-tiba Ibu tiri dari bawang putih itu menggebrak meja cukup keras. Membuat Kalevi dan Meysha terjengat kaget.

"Kalian ini Selalu saja bikin saya pusing!" bentak Bu Dona.

Kalevi dan Meysha hanya bisa diam sambil menunduk. Membiarkan guru 'Kesayangan' mereka itu berceloteh memarahi keduanya.

"Karena salah satu di antara kalian ada yang masuk Bk. Sesuai perjanjian yang sudah kita sepakati, maka ibu akan kasih hukuman spesial itu," ujar Bu Dona

Kedua remaja itu sontak mendongak. "Jangan dong, Bu," pinta Meysha.

"Enak aja! Pokoknya kalian tetep ibu hukum."

Tok Tok Tok

Suara pintu diketuk membuat Bu Dona menghentikan amukannya. Guru itu menoleh ke sumber suara begitupun dengan Kalevi dan Meysha.

"Permisi, Bu. Ibu memanggil saya?" tanya seorang lelaki dengan seragam rapih yang berdiri di pintu masuk.

"Oh, Dika. Iya saya manggil kamu. Sini masuk," Ucap Bu Dona begitu lembut membuat Kalevi ingin muntah saat itu juga.

Dika mengangguk lalu masuk dan berdiri di hadapan Bu Dona. Matanya bertemu dengan mata Meysha. Gadis itu malah tersenyum lebar. Menampakkan gigi putihya Yang tersusun rapih. Dika ikut tersenyum sambil geleng-geleng kepala. Buat ulah apa lagi gadis itu sampai-sampai masuk ruang Bk? Kalevi yang tak terima langsung menggebrak meja.

"Ayam eh ayam," latah Bu Dona. "kamu apa-apaan sih Kalevi! Bikin jantung ibu mau copot aja!" omelnya.

Kalevi hanya nyengir. "Ya abisnya ibu lama banget ngasih hukumannya, saya kan sibuk," alibi Kalevi.

Bu Dona menarik napas dalam-dalam lalu menghembuskannya. Anak remaja di hadapannya ini benar-benar menguras emosinya.
"Baiklah sepertinya ada yang tidak sabar menerima hukuman. Kalian berdua ibu hukum untuk belajar bersama dengan Dika," beritahu Bu Dona.

KaleviTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang