Epilog

1.7K 98 13
                                    

"Arya, ada yang ingin menemuimu," beritahu seorang sipir, membuka pintu tahanan.

Remaja berseragam orange itu berjalan mengikuti sipir untuk bertemu dengan orang yang dimaksud. Mata Arya membulat ketika mengenali siapa orang yang datang mengunjunginya. Setelah sampai tepat di hadapan dua orang itu Arya duduk sambil menundukkan kepala.

"Lo apa kabar, Arya?" tanya Meysha.

Arya membisu, enggan untuk menjawab Meysha yang menanyakan kabarnya. Dan hal itu membuat Dika merasa geram. Tidak tahu diri sekali, pikir Dika. Arya sudah membuat Meysha dalam bahaya dan bahkan hampir mencelakainya, tetapi lelaki itu bersikap seolah dia lah yang menjadi korban. Jika saja tidak sedang ada di kantor polisi, Dika pastikan tinjuannya melayang pada wajah Arya yang telah membuat Meysha terluka.

"Lo gak suka ya kita jenguk? Sorry banget kalo lo merasa terganggu."

"Apa tujuan kalian ke sini?" tanya Arya, masih menunduk.

Meysha tersenyum, memaklumi sikap tak bersahabat Arya. "Kedatangan gue ke sini sama Dika murni mau jenguk lo dan berterima kasih sama lo, Arya."

Berterima kasih? Atas apa? Arya telah merugikan Meysha maupun banyak orang, apakah itu termasuk hal yang harus dihargai? Perlahan Arya memberanikan diri menatap Meysha. Mungkin saja gadis itu tengah bersikap sarkastik padanya, tetapi yang Arya dapatkan adalah tatapan tulus dari gadis yang sempat Ia sukai tersebut.

Arya kembali tertunduk, tidak bisa menatap lebih lama sorot meneduhkan yang dipancarkan Meysha. "Berterima kasih atas apa? Gue bahkan menempatkan lo dalam bahaya, gue banyak merugikan lo."

"Terima kasih karena udah ngasih kehidupan baru dan kehidupan yang Kalevi dambakan," ucap Meysha.

Arya terhenyak. Sial, dadanya terasa sesak setelah Meysha mengatakan hal tersebut. Bukan, bukan karena Arya benci melihat Kalevi bahagia, melainkan alasan mengapa lelaki itu bahagialah yang membuat dada Arya serasa tertusuk. Tuan Wirasana sering mengunjunginya sejak Arya masuk penjara selama dua minggu ini, dan beliau telah meminta maaf atas segalanya dan menceritakan apa yang telah terjadi kepada Kalevi. Tentang Kalevi yang kehilangan ingatannya atas semua orang. Dan hal itulah yang membuat rasa bersalah kepada Meysha semakin menumpuk di dada Arya.

"Maaf, gue bener-bener minta maaf sama lo, Sya," ucap Arya, menangis.

Mata Meysha ikut berkaca-kaca. "Lo gak punya salah sama gue, Arya. Gue juga berterima kasih berkat lo Geng Scorpio berhasil dimusnahkan," ucap Meysha.

Arya mendongak, menatap Meysha bingung. Bertanya-tanya apa maksud dari ucapan Meysha.

"Rencana balas dendam itu bukan cuma buat Om Wirasana kan? Lo juga mau balas dendam sama Geng Scorpio yang udah bikin Bokap lo jadi seperti sekarang."

Memang itulah rencana Arya. Selain membenci keluarga Wirasana, Ia juga sangat benci setengah mati dengan Geng Scorpio. Geng yang telah merubah Ayahnya menjadi orang yang sama dengan orang yang dibenci Kakaknya. Sejak awal Arya sudah bersiap hancur bersama Geng Scorpio. Agar kumpulan para bajingan itu tidak lagi bisa membuat keonaran dan kerusuhan di masyarakat, agar tidak ada lagi perempuan yang menjadi korban dari kebiadaban mereka.

"Karena dendam kesumat, lo melakukan kesalahan. Tapi dengan tertangkapnya Geng Scorpio lo udah menyelamatkan banyak hal," kata Meysha.

Ucapan Meysha membuat rasa sesak pada diri Arya sedikit mereda. Ia mendongak menatap Meysha yang tetap memberi senyum manis padanya.

"Dan satu hal lagi, tolong lupain dendam lo kepada keluarga Wirasana, Arya. Ini bukan cuma demi kebaikan satu pihak aja, tetapi juga untuk kebaikan lo ke depannya. Gue yakin lo adalah orang baik, keadaanlah yang memaksa lo seperti ini."

KaleviTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang