Bab 1

132K 9.2K 530
                                    

Malam pukul 9 Naresh terlihat baru pulang. Ia memarkirkan motor ninjanya di depan garasi dan segera melepas helm.

"Den?" sapa Bi Mira.

"Malem, Bi," balas Naresh.

"Mau Bibi siapkan makan malamnya?" tanya Bi Mira.

Naresh menggeleng cepat. "Nggak usah, Bi. Bibi tidur aja," jawab Naresh.

Bi Mira pun menuruti perkataan Naresh. Wanita paruh baya itu meninggalkan Naresh yang masih di depan garasi.

Sejenak, Naresh memeriksa jam tangannya. Kemudian ia berjalan menuju depan gerbang untuk memeriksa kondisi rumah di seberang sana.

Kedua alis Naresh menukik tajam ketika melihat kondisi kamar di lantai dua rumah itu masih gelap. Pertanda sang pemilik kamar kemungkinan besar belum pulang.

"Ck! Ke mana, sih?" gerutu Naresh.

Tanpa mempedulikan udara malam yang terasa menusuk kulit wajahnya Naresh pun mulai membuka ponsel dan menghubungi cewek yang tak lain adalah Kara itu.

Ekspresi gusar terlihat mendominasi wajah Naresh saat panggilannya tak kunjung dijawab oleh Kara. Hingga akhirnya Naresh terus berusaha menghubungi Kara sampai 4 kali.

"Halo?"

"Di mana?"

Jangan pernah main-main dengan Nareshta Ravaleon Arkana yang terkenal memiliki stok kesabaran tipis. Sekarang saja cowok itu sudah menunjukkan tanduk iblisnya hanya karena Kara telat menjawab telepon darinya. Apalagi sekarang Kara juga tak kunjung menjawab pertanyaannya. Naresh pun semakin gusar.

"Jawab!"

"Itu ... gue lagi nongkrong sama Olin."

Naresh berdecih pelan. Paham bahwa Kara sedang berbohong.

"Kirim alamatnya sekarang!"

"Naresh, gue bisa pulang sendiri, kok. Nanti Olin yang ant--"

"Kirim sekarang juga!"

Perkataan Naresh yang penuh penekanan akhirnya membuat Kara menyerah. Cewek itu mematikan sambungan telepon dan tak lama mengirimkan lokasi di mana ia berada.

"Kebiasaan banget," ucap Naresh.

Cowok yang masih mengenakan seragam putih abu-abu itu pun kembali menunggangi motornya. Mengabaikan malam yang semakin larut dan memilih menjemput Kara yang katanya sedang nongkrong dengan Olin.

"Liat aja! Kalo gue ketemu sama orang yang berani ngajak lo pergi sampe semalem ini ... bakal gue patahin tangan, tuh, orang."

Dengan kesal yang mendominasi Naresh menyalakan mesin motornya. Beberapa kali ia menciptakan suara bising yang tentu mengganggu para tetangga komplek perumahan itu. Tapi Naresh mana peduli. Karena nyatanya Naresh adalah jenis manusia paling bar-bar dan paling tidak peduli pada sekitar. Tapi lain lagi jika sekitar itu melibatkan Kara.

Akhirnya setelah berhasil menciptakan suara bising Naresh melajukan motor ninjanya.

***

Setelah menerima telepon dari Naresh mood Kara langsung berubah. Tak seperti tadi yang begitu excited mengobrol dengan Olin dan Satriya si kakak kelas sekaligus teman satu eskul marching band-nya di SMA Ganesha.

Kara meminum es jeruknya beberapa kali. Ia juga melirik cemas ponselnya yang ada di atas meja.

Gerak-gerik aneh Kara pun akhirnya disadari oleh Olin dan Satriya.

Possesive PlayboyWhere stories live. Discover now