Bab 6

74.1K 6.2K 215
                                    


Karena target 20 komentarnya nggak tercapai, jadi aku batal double up, ya. Hehehe.

Kalo mau double up jangan siders, ya. Tapi, makasih banget buat yang udah vote dan komen. Asli penulis, tuh, ngerasa paling seneng kalo dapat feedback dari pembacanya. Hehehe.

So, buat pembaca yang baik jangan lupa kasih feedbacks setelah baca.
☺️☺️☺️

-----





Para penghuni ruang eskul marching band tampak fokus pada selembaran yang ada di tangan masing-masing. Di depan mereka Satriya selaku ketua eskul juga tengah fokus menulis di papan tulis.

Tak lama, cowok berahang tegas itu selesai dengan aktivitasnya. Ia berbalik guna memantau para anggota yang ternyata sudah mulai mengisi selembaran berupa formulir pendaftaran lomba tersebut.

"Susunannya masih sama kayak tahun kemarin sesuai saran kalian. Ada yang mungkin berubah pikiran atau keberatan?" tanya Satriya. Mata bobanya mengedarkan pandang pada seluruh anggota.

Lantas saat seluruh anggota serentak berkata tidak, maka Satriya membalas dengan anggukan serta acungan jempol.

"Oke. Kalo gitu untuk yang lain bisa pulang. Besok sore kita mulai latihan. Tapi, khusus untuk mayoret jangan pulang dulu," papar Satriya.

"Oke, Kak! Makasih!" sahut para anggota.

Satu demi satu anggota eskul pun meninggalkan ruangan. Hingga tersisa Kara dan Satriya selaku mayoret.

Kara duduk di bangku paling belakang. Kini, ia menghampiri Satriya yang tengah menyusun formulir pendaftaran para anggota di meja depan.

"Sini, Kak. Aku bantuin," cetus Kara, lalu mengambil beberapa lembar formulir untuk ia susun.

"Thanks, Ra," ucap Satriya, singkat.

Setelah selesai Satriya memasukkan formulir tersebut ke dalam tasnya. Selain itu, dia juga mengeluarkan kertas lain dan menyodorkannya pada Kara.

"Apaan, Kak?" tanya Kara, bingung.

"Konsep baru ...."

Satriya menjeda kalimatnya karena sibuk menutup resleting tasnya.

" ... dari pelatih," lanjut Satriya.

"Oh! Dari pak Zidan," gumam Kara.

Atensi cewek itu langsung tertuju pada kertas di tangannya. Dalam sekejap ia sudah diam, fokus menganalisis konsep baru untuk marching band mereka.

Marching band SMA Ganesha memang salah satu eskul yang digandrungi selain basket. Selain itu, eskul marching band juga telah banyak menyabet piala pada setiap perlombaan. Entah itu tingkat provinsi, nasional, dan internasional.

"Kalo sekarang kita latihan sambil bahas konsepnya kamu keberatan, nggak?" tanya Satriya penuh pertimbangan.

"Boleh. Kebetulan aku juga lagi malas pulang cepat, Kak," jawab Kara.

"Oke. Kalo gitu kita ke lapangan sekarang," ajak Satriya.

Keduanya bergegas menuju lapangan setelah sebelumnya Satriya mengunci pintu ruangan eskul.

Beruntung sore ini kondisi lapangan sedang sepi. Tidak ada eskul basket atau eskul futsal yang sedang latihan. Jadi, mereka bisa fokus berlatih sambil menganalisa konsep perform marching band yang baru.

"Kak ...."

Bibir Kara terlipat dalam dengan mata memicing ke sebuah gambar yang tertera di atas kertas. Satriya yang semula sudah mulai mempraktekkan beberapa gerakan pun langsung menghampiri Kara.

Possesive PlayboyWhere stories live. Discover now