Bab 47

49.2K 4.1K 104
                                    


Kalian gercep banget, sih?😭
Tapi, nggak apa-apa. Aku suka.
Love you sekebon buat kalian.
Nih, beneran double update. Hehehe.



Malam minggu katanya adalah malam yang seru. Malam untuk mengistirahatkan pikiran dari segala beban. Namun, anehnya hal itu tak berlaku untuk Rengga.

Satu jam yang lalu Rengga sudah siap ke alam mimpi. Tapi, sang mama datang ke kamar dan malah memaksanya keluar rumah. Alasannya? Karena sedang malam minggu, jadi Rengga harus keluar dan mencari hiburan. Padahal, Rengga sama sekali tak peduli apakah sekarang malam Minggu atau malam Senin. Yang jadi bahan pikirannya sejak kemarin adalah satu nama, yaitu Askara.

Lantas, di sinilah Rengga berada sekarang. Di salah satu taman yang tak terlalu jauh dari rumahnya.

Sejak tiba di sana Rengga sudah menghabiskan hampir 10 bungkus camilan dan beberapa kaleng minuman soda. Melayani perutnya yang keroncongan sambil menyaksikan remaja seumurannya sibuk uwu-uwuan ternyata bukan pilihan yang benar. Tapi, Rengga tak punya pilihan lain. Ia malas jika harus pindah tempat. Raganya sudah terlalu lelah, jadi ia putuskan tetap duduk di bangku taman itu.

"Ck! Gara-gara mama," gerutu Rengga.

Sambil terus menggerutu Rengga meraih sebungkus camilan yang masih tersisa. Ia membukanya dalam sekali tarik, lalu memakan camilan tersebut.

"Rengga?"

Nyaris saja Rengga tersedak karena kaget melihat cewek yang memanggilnya.

"Olin?"

Sang pemilik nama tersenyum, lalu duduk di samping Rengga.

"Lo sendirian aja?" tanya Olin.

"Ya, menurut lo?" Rengga balas bertanya.

"Kasian. Malam minggu sendirian di sini. Nontonin orang pada uwu-uwuan lagi," ejek Olin seraya meraih satu kaleng minuman milik Rengga.

"Heh! Balikin!" seru Rengga.

Cowok itu merebut minuman yang Olin ambil.

"Jangan minum minuman orang jomblo. Nanti lo ketularan jomblo," gerutu Rengga.

"Dih! Gitu aja ngambek," ejek Olin.

"Nggak ada yang ngambek, ya," bantah Rengga.

Olin mendengus pelan, lalu memilih mengalah. Ia membiarkan Rengga menjauhkan minuman tadi darinya.

Atensi Olin kini tertuju pada pemandangan taman yang dipenuhi oleh pasangan muda-mudi. Interaksi manis dan romantis pun selalu menyapa netra setiap orang yang ada di sana.

Olin tersenyum saat melihat pemandangan itu. Entah kenapa ia merasa ikut bahagia hanya karena melihat tawa seorang cewek karena lelucon cowoknya. Tawa cewek itu terlihat begitu ringan dan tulus.

"Ngapain senyum-senyum gitu?" tanya Rengga tiba-tiba.

"Nggak apa-apa. Gue ikut bahagia aja lihat mereka," jawab Olin.

Jawaban Olin cukup masuk akal. Alhasil, Rengga tak lagi bertanya. Ia jadi ikut menatap sepasang kekasih yang jadi fokus perhatian Olin.

Alih-alih ikut bahagia Rengga justru dilanda nelangsa. Ia jadi teringat pada Kara yang kembali dekat dengan Naresh.

"Maaf, ya, Lin," ucap Rengga dengan nada penuh kesenduan.

"Maaf? Maaf buat apa?"

"Maaf karena gue nggak bisa balas perasaan lo. Gue udah nolak cewek sebaik elo," papar Rengga.

Possesive PlayboyWhere stories live. Discover now