Bab 57

38.7K 3.6K 212
                                    


Setelah sekian lama akhirnya cewek itu bisa tersenyum sumringah. Senyum yang benar-benar melukiskan bahagia yang ia rasa. Bukan senyum yang penuh kepalsuan seperti biasa.

Sembari berbaring di atas kasurnya, Yuna tak absen menatap potret dirinya bersama Kara ketika jalan-jalan di mal beberapa hari lalu.
Rasanya Yuna masih sulit percaya saat mengingat ternyata ia bisa sedekat itu dengan Kara. Padahal, selama ini yang bisa ia lakukan hanya melihat Kara dari jauh.

"Gue post aja kali, ya? Buat nambah koleksi," cetus Yuna tiba-tiba.

Lantas, ia pun mendudukkan diri dan mulai mengotak-atik ponsel. Selang beberapa detik foto itu pun sudah terpampang di feed Instagram khusus yang selama ini memang hanya dipenuhi oleh foto-foto Kara. Walau hanya setengah badan dan tak menampilkan wajah Kara.

Yuna kembali merebahkan diri. Ia memeluk ponselnya dengan erat. Kedua matanya pun masih dihias binar bahagia.

"Jadi nggak sabar pengin cepet-cepet ketemu Kara," ucap Yuna.

***

Hari Sabtu seharusnya kegiatan belajar di sekolah memang libur. Tapi, khusus untuk anak-anak eskul super sibuk, maka hari Sabtu sama saja dengan hari-hari biasa.

Alhasil, di sinilah Olin berada. Pada penghujung hari Sabtu yang lengang cewek bermata sipit itu tengah duduk di bangku koridor depan kelas. Wajah Olin terlihat lelah karena aktivitas seharian penuh. Namun, tangannya masih begitu semangat menggulir layar ponsel. Melihat postingan para selebgram kesayangannya.

Sesekali Olin menguap karena rasa kantuk yang menggelayuti. Lalu, arah pandangnya beralih pada koridor yang lengang. Sekedar ingin memastikan apakah sahabatnya sudah datang atau justru meminta untuk ditunggu lebih lama.

"Ck! Nih, anak marching band lagi ngapain, sih? Rapat paripurna apa gimana? Lama banget," oceh Olin mulai lelah menunggu.

Aktivitas scroll instagram pun berlanjut. Walau tak seantusias tadi. Sebab, saat ini Olin benar-benar sudah didera kantuk dan lelah. Jujur saja matanya juga terasa pedih karena terlalu lama bertemu monitor komputer selama di ruang jurnalistik.

"Kara mana, sih?"

Lagi-lagi Olin merengek kesal sekaligus lelah. Namun, ia tak ada niat untuk beranjak dari sana.

"Eh!"

Rasa kantuk Olin tiba-tiba saja sirna. Hanya karena penampakan foto yang kini tengah ia lihat.

"Bentar, deh. Kayak nggak asing," ucap Olin.

Padahal, tadi Olin hanya asal klik akun yang ada di rekomendasi. Tapi, ternyata isi dari akun itu cukup mengejutkan.

"Ini ...."

Olin terus menggulir layar, melihat seluruh feed Instagram itu.

"Ini bukan nggak asing. Ini Kara, kan," tandas Olin.

Kali ini Olin yakin tak salah tebak. Foto-foto yang memenuhi feed Instagram itu memang foto Kara. Walaupun hanya memuat setengah badan saja, namun Olin sangat hafal dengan postur tubuh Kara.

"Gila! Kara punya stalker? Serem anjir!" umpat Olin seraya berdiri tegak.

Bulu kuduk Olin nyaris berdiri semua saking merinding dirinya pada apa yang baru saja ia lihat.

Possesive PlayboyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang