Bab 48

49.1K 4.2K 803
                                    


"Naresh brengsek! Cowok sialan!!"

Cacian dan makian terus terdengar. Diikuti oleh lemparan benda-benda yang ada di sekitarnya.

"Kenapa lo nggak mati aja, sih?!" teriak Yuna, lalu melempar vas bunga di atas meja dekat jendela kamarnya.

Tak hanya vas bunga. Benda-benda lainnya juga sudah hancur di tangan Yuna. Pecahannya tercecer di lantai dan bisa dengan mudah melukai kaki siapapun yang melintas di sana.

Kondisi kamar Yuna benar-benar berantakan hingga tak pantas lagi disebut kamar. Pemiliknya juga tak kalah berantakan. Wajah penuh air mata, rambut kusut, dan beberapa luka cakar di pipinya. Luka yang terbentuk akibat amarah yang tak dapat ia bendung.

Yuna meraih ponselnya dan melihat foto Naresh. Air matanya pun kembali berjatuhan dengan deras.

"Gue udah berusaha sampai sejauh ini, Resh. Tapi ... lo berani balik sama dia lagi?"

Hati Yuna sangat hancur saat akhirnya harus melihat Naresh kembali bersama Kara. Ia lebih hancur lagi ketika sadar Kara telah kembali membuka hati untuk Naresh. Jika seperti itu, maka rencananya bisa saja gagal total.

"Arghh!"

Ponsel dalam genggamannya terlempar dan menghantam dinding. Memang tak sampai hancur, namun berhasil memecahkan layarnya yang masih memuat potret Naresh.

Kedua tangan Yuna terkepal kuat. Mata sembabnya masih menatap potret Naresh. Bukan dengan kesan terluka, tapi penuh dengan kebencian.

"Nggak! Lo nggak akan pernah dapetin yang lo mau, Nareshta," desis Yuna.

Laci meja belajar, kini jadi tujuan Yuna. Dengan gerakan cepat Yuna membuka laci tersebut. Ada beberapa botol kecil berisi cairan bening di dalamnya.

Yuna meraih sala satu botol tersebut. Ia memposisikan botol kecil itu tepat di depan matanya. Perlahan, sudut bibirnya tertarik. Senyuman licik pun terukir jelas.

Yuna beralih menatap pantulan dirinya di cermin rias. Senyum liciknya masih terukir.

Dalam kondisi seperti ini Yuna benar-benar berbeda dari biasanya. Ia bukan cewek ramah yang selalu tersenyum dan bersikap manis pada siapapun. Nyatanya Yuna memang pandai berkamuflase. Segala hal yang ia perlihatkan pada orang-orang hanya sebuah kepalsuan. Yuna yang sebenarnya adalah sosok yang kini masih saja menampilkan senyuman liciknya. Sosok yang tengah mengutuk Naresh di dalam hatinya.

"Lo nggak akan bisa lepas dari gue, Nareshta."

***

Lantunan lagu yang terputar dari bluetooth speaker Naresh terdengar cukup merdu dan menenangkan. Lirik demi lirik yang dinyanyikan juga sedikit banyak mampu membuat fokus Naresh terdistraksi. Namun, ketenangan itu tak berlangsung lama.

Naresh yang bersandar di kepala ranjang segera mematikan lagu yang masih terputar. Suara sang vokalis pun berganti dengan hela napas Naresh yang disertai rasa gusar.

Ada benang rumit yang memenuhi otak Naresh. Benang rumit itu adalah misteri tentang siapa Yuna sebenarnya dan apa yang direncanakan oleh cewek itu.

Malam itu, Naresh mendatangi Yuna setelah tahu perihal foto yang Yuna kirimkan pada Kara. Ia datang untuk mempertegas status hubungan mereka juga mengungkapkan betapa ia kecewa pada Yuna. Namun, hal yang mengejutkan justru terjadi.

Ada satu unit motor di halaman rumah Yuna. Pintu utama juga terbuka lebar. Padahal, hari sudah cukup malam.

Naresh tidak pernah menyangka kalau ternyata ia datang disaat yang tepat.

Possesive PlayboyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang