Melihat Kau Sembahyang

644 98 6
                                    

Aku turun dari rumah panggungku sore-sore. Berharap bisa melihat setidaknya satu atau dua pesawat yang mengudara di atas sekolah. Sayangnya aku bangun terlalu cepat dan harus menunggu pesawat lewat sedikit lebih lama.

Jadi untuk mengisi waktu aku jalan-jalan ke rumah ibadah yang memerangkapmu dalam kabut keheningan. Aku tahu lututmu sudah cukup hitam oleh berbagai keinginan. Doa sudah tidak mau mengantar harapanmu lagi.

Aku lihat pakaian kebesaranmu membungkus kebersihan dirimu yang berkilau. Belum pernah aku lihat kau semanis itu. Seperti buah segar di bukit-bukit yang ditumbuhi temaram.

Kau menarik tanganku menuju ke landasan penerbanganmu. Kau ingin aku jadi penumpang istimewa yang tak perlu bayar apa-apa. Kau adalah pesawat kesukaanku. Melihatmu sembahyang seperti melihatmu sedang menciptakan dunia.

Dunia di mana para pesawat berdoa agar manusia bisa terbang dengan seluruh permohonannya.

MENJERAT BELALANG PERUSAKWhere stories live. Discover now