Kau adalah jantung yang menghentak
Hancur di dua detak
Berdiri sendirian di ujung tandukku
Memeluk sendirian di pusaran halimbubuKau adalah isyarat patah arangku
Gaun pestamu adalah ragu
Gincumu kenaifanmu
Gelak tawamu adalah empeduTerbilang tiga, tersebut empat
Terhilang juga, tersentuh sempat
Yang lama mencinta, gigih meminta
Yang baru meminta, gigih merontaKau tidak memahamiku
Aku berdiri di ujung tandukku
Memeluk badai yang tersedu-sedu
Merekatkan jantungmu yang masih berdetak senduMaaf
Aku bukan semua orang
Aku lelaki patah arang
Kodratku menentang
Hasratku merintangDan kau ada di tengah-tengah badai
Memeluk jiwamu yang terkulai
Pandanganmu makin landai
Mulutmu terus berandai-andai
![](https://img.wattpad.com/cover/143406020-288-k905200.jpg)
YOU ARE READING
MENJERAT BELALANG PERUSAK
PoetrySebuah eksperimen setelah membaca karya dari salah satu pustakawan Kata Kerja. Sekitar 40an puisi di sini sudah terbit dengan judul Tugas Puisi Untuk Manusia, sebagai kolaborasi bersama penulis hebat @nellaneva dan diterbitkan oleh Langgam Pustaka...