Kau memahami dengan baik bahwa gejala dan tanda akan muncul jika kau dekati penyebabnya
Kau suka pada alergimu karena memberi wujud pada kerinduanmu, jiwamu tidak pernah menempel dengan baik pada tubuhmu, ia merasa menjadi bagian dari tubuh yang lain
Kulitmu menggatal di lantai, dadamu sesak, kepalamu menebal dan berkeringat, pandanganmu kabur, dan kembali kaurindukan tubuh asing yang menggagahi jiwamu
Kau gagal berfungsi, menggelung sepanjang siang dalam gemetar dan gemeretak gigi, kau sendirian menuju manifestasi rindu yang memburuk
Alergimu baru saja memulai permainannya
Kulitmu makin berat, kau dapati jutaan semut merambati tubuhmu, dan merenggut segala pengertianmu soal cara-cara yang bijak untuk melupakan
Mana mungkin kau lupa, sementara tubuhmu menancap kuat pada kerinduan seperti ujung panah di dalam luka hewan buruan, kau ditembakkan dari puncak tertinggi logikamu, tepat sasaran menuju serat-serat ototnya
Sekarang kau bingung, tubuhmu merancap di dalam dirinya, kepalamu memunculkan gerigi yang membuatmu makin sulit melepaskan diri, alergimu memuncak pada rasa gatal yang bertingkat, dan kau dihimpit derita sampai dua puluh empat jam terakhirmu selesai
Matilah!
Matilah kau dibunuh rindu!
YOU ARE READING
MENJERAT BELALANG PERUSAK
PoetrySebuah eksperimen setelah membaca karya dari salah satu pustakawan Kata Kerja. Sekitar 40an puisi di sini sudah terbit dengan judul Tugas Puisi Untuk Manusia, sebagai kolaborasi bersama penulis hebat @nellaneva dan diterbitkan oleh Langgam Pustaka...