Ditemani Puisi Lagi

106 16 2
                                    

Aku duduk di atas genteng rumah tetangga, ditemani puisi lagi

Jika lapar, kue kering buatan ibu masih berasa di mulut
Genteng-genteng ini akan berguncang jika aku mulai bersungut-sungut
Doa-doa malam hanya bisa melarut
Komet-komet hanya bisa menghasut

Katanya penderitaan membuahkan ketabahan
Mengapa yang kudapatkan hanya lebih banyak penderitaan

Lagu-lagu cinta sudah mati
Puisi-puisi dimaki-maki
Kopi-kopi jadi ramai sekali
Kutu buku dipamer sana sini

Bekerja sebagai kapitalis sekaligus apatis, kadang jadi komunis jika hari-hari sedang manis, atau jadi anarkis jika perut sedang bengis

Hidupku ini lebih mirip kasus klise di pengadilan, yang pengacara pro bono saja malas membelanya

Atau aku saja yang terlalu pesimis dan melangkah ke arah fatalis

Atau memang aku saja yang terlalu banyak berimajinasi bahwa hidup itu seharusnya mudah dan menyenangkan, penuh cinta dan tiada utang-utang, makan kenyang dan bahagia sepanjang hari, lalu mengantuk dan tidur nyaman sampai pagi damai datang kembali

Atau kita saja yang terlalu jahat satu sama lain

Saling memperhatikan untuk saling menguatkan untuk saling menusuk dari belakang

MENJERAT BELALANG PERUSAKUnde poveștirile trăiesc. Descoperă acum