Gulungan besar pita kaset berantakan yang kuberi nama Surai berusaha meluruskan rambutku. Kumpulan majalah tua makin cemas di setiap lembaran yang kubuka dan terus berhati-hati saat membaca diriku
Aku memutar rantai sepeda yang sedang belajar mengucapkan kata pertamanya. Tuan senja makin sering mual saat minum kopi dan menggerutu soal hujan bercampur matahari
Aku tertidur selama empat jam dan bangun sebagai Frank Zappa berkaki enam
Dari segala kaos putih dan sablon wajah-wajah terasing. Dan milyaran kaki busuk yang rindu menjadi ular biru muda. Dan dari kertas-kertas remuk yang merevisi kata-kata yang putus asa mencari apa arti bijaksana. Aku datang bersama gerombolan babi berjas hujan kuning yang menyampaikan sebuah visi:
Kau dan payungmu selalu murung melihat hujan tertawa atas kegagalanmu menjadi bijaksana
Kau dan kawan subuhmu telah tahan uji sampai malam pulang, berusaha memunguti serpihan manusia adab yang berceceran di lantai sejak kemarin sore
Kuludahi semua makhluk muka dua yang membawa koper besar berisi sepeda-sepeda yang dipenuhi roda bantu dan ketakutan pada ironi
Kuselamatkan api yang muncul dari setiap diriku yang terbakar dan tidak berharap apa-apa selain bossanova ringan dan tuan senja yang menemaniku memasak makan malam sederhana
Kudorong jauh-jauh Zappa dalam diriku agar ia tak perlu bertemu dunia yang masih saja naik sepeda beroda bantu dan bermimpi menjadi bijaksana
KAMU SEDANG MEMBACA
MENJERAT BELALANG PERUSAK
PoetrySebuah eksperimen setelah membaca karya dari salah satu pustakawan Kata Kerja. Sekitar 40an puisi di sini sudah terbit dengan judul Tugas Puisi Untuk Manusia, sebagai kolaborasi bersama penulis hebat @nellaneva dan diterbitkan oleh Langgam Pustaka...