Dua merpati yang kulihat pagi ini menghina hatiku yang sedang patah. Tidak ada janji atau bukti bahwa aku akan baik-baik saja. Minggu bukan lagi sebuah liburan tapi penjara. Wajahmu jadi ancaman untuk tidur yang nyenyak.
Kita jatuh bersama-sama, dalam bentuk cinta yang berbeda.
Kita berlama-lama benci, sampai akhir dunia berbalik menjadi permulaannya.Dua awan yang kulihat siang ini jadi pertanda bahwa kau sudah menentukan pilihan. Juni sudah tahu aku mau ke mana, dan kau terus bertanya pada kakiku yang tidak memberitahukan tujuannya.
Kota ini akan kuganti, juga memori apapun di dalamnya. Kaupun akan terganti, jadi hantu yang gentayangan di pekuburan perasaanku. Aku tidak menerima kunjungan sampai aku jadi hantu yang gentayangan selama dunia diciptakan kembali.
Di masa itu mungkin kita jadi sepasang lagi, dan jatuh cinta seperti dua merpati.
YOU ARE READING
MENJERAT BELALANG PERUSAK
PoetrySebuah eksperimen setelah membaca karya dari salah satu pustakawan Kata Kerja. Sekitar 40an puisi di sini sudah terbit dengan judul Tugas Puisi Untuk Manusia, sebagai kolaborasi bersama penulis hebat @nellaneva dan diterbitkan oleh Langgam Pustaka...