Tahan Banting

207 21 15
                                    

Kau berdiri di dalam lift, mencegah pintu tertutup dengan kakimu sementara seorang ibu di belakangmu mulai mengomel. Kau akhirnya menarik kakimu masuk dan menekan seluruh lantai hanya supaya ibu itu makin kesal.

Kau keluar lift di lantai berikutnya dan mematikan tombol lantai tujuan ibu tadi. Kau tersenyum lebar dan melemparkan bolpoinmu padanya dari sela pintu lift yang hampir tertutup.

Kau duduk di pantry dan memanaskan makananmu di microwave, menghibur diri dengan menekan tombol power saat timer hanya tersisa satu detik. Merasa seperti penjinak bom dan mulai tertawa pendek. Kau pelototi kekosongan di dalam gelasmu dan bom waktu dalam dirimu meledak.

Kau kesal pada pekerjaanmu dan ingin memakan temanmu, tapi kau sadar kau bertahan hidup untuk bekerja dan bekerja untuk bertahan hidup.

Kau berdiri lantai teratas, berpikir untuk mati, dan kemudian menyesali perbuatanmu. Kau tidak punya tujuan dan sibuk bangun pagi hanya untuk pulang larut malam dan tidur kembali.

Kau kembali bergumul, insomnia di bawah selimutmu, berusaha tidur dengan menghitung kembali utang-utang dan hubungan percintaan yang gagal dari satu sampai seratus.

Kau ingin tidur dalam pelukan hangat di hari yang dingin. Kau ingin dipuaskan dan berakhir sebagai orang mati yang tidak menangis.

MENJERAT BELALANG PERUSAKTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang