Kau bunuh kembaranmu dan mencoba merasa bahagia
Kau melihat dirimu dan mencabuti duri yang masih saja tumbuh setelah kau mengenang kepercayaan lamamu
Kau merupa kupu-kupu yang memakan krisalisnya untuk bertahan hidup
Kau hanya mencintai dirimu sendiri dan segala ingatan rusak yang sudah diperbaikiBukan rahasia jika manusia tak lagi mampu menerobos pemikiran pemimpinnya
Hanya tersisa kekaguman, juga peniruan sampai jadi lomba menyusun tiara
Marina menangis dan membuat palungnya makin dalam
Memakan semua tiara berkilau yang kau tumpuk di atas kepala pujaanmuKelak kau akan sadar pujaanmu juga mengalami keterbelakangan sepertimu
Ia sendiri tidak paham pada kehidupan tapi tetap menulis penjelasan kehidupan
Ia sendiri memaksakan kebahagiaan pada wajahnya yang retak
Memaksakan keteguhan pada jantungnya yang remukKau akan menyelam dan menangis
Mencoba mencapai palung terdalam
Memunguti tiara-tiara yang kau susun
Ribut membela kepala apapun yang sejak remaja kau pujaSeratus dua puluh enam kata akan kau muntahkan
Memusatkan kepedihanmu pada satu titik
Pada tumpukan tiara yang tidak akan berkilau lagi
Pada sosok manusia yang terlalu dalam kau pujaDia dan dirimu menjelma menjadi setan terkutuk yang terus merindukan penerimaan semesta
Semesta yang tidak pernah menerima
YOU ARE READING
MENJERAT BELALANG PERUSAK
PoetrySebuah eksperimen setelah membaca karya dari salah satu pustakawan Kata Kerja. Sekitar 40an puisi di sini sudah terbit dengan judul Tugas Puisi Untuk Manusia, sebagai kolaborasi bersama penulis hebat @nellaneva dan diterbitkan oleh Langgam Pustaka...