Hari ini terjadi kebakaran pada setangkai bunga matahari
Aku membelinya pada waktu mataku masih suka tersenyum
Tiga titik api menandakan sebuah sabotase
Diriku sendiri telah menjadi benalu yang senang membakar apapunAku telah terbiasa memakai topeng yang pecah
Kotoran yang mereka lempar tidak lagi malu-malu mengenai kulit wajahku yang berlubang
Saat ini, aku hanya bisa malu pada ibu
Si anak telah menjadi perampok bejat bagi kaum ibunyaAku masih ingat bau bunga matahari yang hangus itu
Baunya seperti dosa pertama
Menuduh dan menyalahkan apapun di sekitarnya
Lalu membakar bunga lain di dekatnyaAku dan sayangnya juga kau, telah tumbuh menjadi benalu pembakar paling jahat yang mampu menghanguskan seisi kota ini
Kuharap kita terus membakar apapun sampai diri kita ikut terbakar juga, dan akhirnya bunga-bunga matahari itu boleh tumbuh tanpa terbakar lagiApi telah jadi selimutku
Aku terus saja kedinginan dalam kebakaran ini
Mata hatiku makin membenci bunga matahari
Dosa makin memberi bentuk pada tubuh benaluku
YOU ARE READING
MENJERAT BELALANG PERUSAK
PoetrySebuah eksperimen setelah membaca karya dari salah satu pustakawan Kata Kerja. Sekitar 40an puisi di sini sudah terbit dengan judul Tugas Puisi Untuk Manusia, sebagai kolaborasi bersama penulis hebat @nellaneva dan diterbitkan oleh Langgam Pustaka...