Malam ini aku punya kemalangan baru
Naik motor sendiri sambil membayangkanmu
Aku berdoa di tengah lalu lintas, mencoba menyuap Tuhan sekali lagi
Supaya aku bisa punya rindu itu kembaliSejak kemarin aku berhenti rindu padamu
Dan itu cukup menyakitkan
Yang bisa kuingat hanya dosa-dosamu
Yang jika kujumlahkan dengan dosa-dosaku bisa untuk membuat neraka nomor duaAku ingat ketelanjangan kita
Masuk angin dengan delapan tangan kaki yang berpelukan
Aku ingat senyummu di malam hari
Pahit seperti daun pepaya tanpa bumbuYang tersisa hanyalah daging tua yang minta dipuaskan
Sementara aku lupa segala mimpi panjangmu ke depan
Aku tidak tahu cara membuatmu bahagia
Aku hanya mengingat diriku sudah berbuat semampunya, ataukah semaunya?Semampuku belum tentu semampu dia
Kau tentu akan beralih pada yang lebih mampu
Aku tersadar dari lamunan di atas motor
Sementara tangisku mulai menari di tengah hujanAku tiba di rumah dengan kemalangan berikutnya
Nasi habis dan begitu juga kamu
Aku kembali lagi ke dalam hujan tengah malam
Mencari nasi atau sesuatu yang pantas jadi pengganti nasi
YOU ARE READING
MENJERAT BELALANG PERUSAK
PoetrySebuah eksperimen setelah membaca karya dari salah satu pustakawan Kata Kerja. Sekitar 40an puisi di sini sudah terbit dengan judul Tugas Puisi Untuk Manusia, sebagai kolaborasi bersama penulis hebat @nellaneva dan diterbitkan oleh Langgam Pustaka...