Dua Rupa

116 9 4
                                    

Kita tumbuh menjadi buku tebal di akhir musimJatuh sebagai hujan di cuaca yang seharusnya terikMenjelma salju pada pinggiran cemaraMerupa abu pada sudut mata penyintas duka

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Kita tumbuh menjadi buku tebal di akhir musim
Jatuh sebagai hujan di cuaca yang seharusnya terik
Menjelma salju pada pinggiran cemara
Merupa abu pada sudut mata penyintas duka

Meminum tanda-tanda zaman yang pahit
Menghancurkan tanah yang menumbuhkan segala perasaan
Mengubur cinta terakhir dan menyiramnya dengan penyangkalan
Menunggu sesal tumbuh di masa-masa sulit

Bahagia tidak pernah sederhana
Ia punya dua rupa:

Masing-masing saling mengingini
Masing-masing tidak saling melengkapi
Masing-masing utuh sebelum bertemu
Masing-masing belajar dari pahitnya ruang ragu

Dan sungai yang memanjang dari mata air bahagia yang seperti itu, akan terus mengalir kepada keraguan selanjutnya, dicap sebagai agama baru, dan menyihir jutaan manusia yang mencari kebahagiaan semu

MENJERAT BELALANG PERUSAKWhere stories live. Discover now