Menunduk Dalam Penyamaran

138 25 6
                                    

Kau pergi kerja dengan sedikit kebahagiaan. Menyusuri aspal yang mulai hangat oleh gesekan kaki jutaan manusia. Hatimu dingin, bibirmu sunyi, matamu hanya berisi mimpi-mimpi yang marah jika diungkit.

Manusia menunduk dalam penyamaran. Menjadi versi terbaik selama delapan jam. Menyusun kesunyian diri sebagai bahan bakar kelakar di jam makan siang. Berusaha cepat selesai dan pulang pada keresahan yang lebih baik di rumah.

Jiwa-jiwa tidak dapat memuaskan dirinya sendiri. Mata tertutup dan kebuasan muncul. Manusia memakan manusia. Di penghujung hari semua orang telah kalah dan menjadi tempat sampah yang menolak dibersihkan.

Manusia makin busuk di akhir malam. Aku menjadi payung robek untuk tubuhmu. Hujan makin liar menyetubuhi ketidakpuasan diri. Tempat sampah terus bicara soal kesucian, dan terus membusuk bersama sampah di dalamnya.

Matahari muncul lebih cepat, mimpi-mimpi berusaha tidur, pertanyaan-pertanyaan belum menjawab apa-apa, dan kebahagiaan belum makan apapun. Kau usap kerah bajumu dan kembali menunduk dalam penyamaran.

MENJERAT BELALANG PERUSAKWhere stories live. Discover now